Suara.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menyarankan kotak suara di Pemilu 2019 dititipkan ke TNI. Terkait itu, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Harris mengaku tak setuju dengan usulan tersebut.
"Kalau konteksnya menjaga keamanan untuk membantu polisi, okelah, tapi kalau menjaga kotak suara sebaiknya tidak ya kalau saya," ujar Syamsuddin di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Syamsuddin mengaku khawatir jika kotak suara dititipkan ke TNI. Hal tersebut dikhawatirkan ada peluang penyalahgunaan oleh kepentingan politik.
"Sebab bagaimanapun tetap saja ada peluang mungkin penyalahgunaan oleh kepentingan politik tertentu tidak mustahil, apalagi TNI itu kan bersenjata. Nah saya lebih setuju kalau dukungan TNI itu kontekanya konteks keamanan membantu kepolisian, tidak menjaga kotak suara," kata dia.
Syamsuddin kemudian mengajak semua pihak untuk mempercayakan kepada penyelenggara Pemilu dalam hal ini KPU untuk menjaga kotak suara Pemilu. Sebab kata dia, TNI bersama aparat kepolisian bertugas untuk menjaga keaamanan di Pemilu yang akan berlangsung 17 April mendatang.
"Saya kira kita mesti memberi kepercyaaan kepada lembaga penyelenggara pemilu sebagai pemegang mandat atas kotak suara. Jadi sekali lagi wilayah TNI membantu polisi menjaga keamanannnya atau apapaun tapi tidak menongkrongi kotak suara," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengusulkan agar kotak suara di Pemilu 2019 dititipkan ke TNI.
BPN khawatir terjadi kecurangan, mengingat sejumlah pimpinan daerah sudah melakukan deklarasi dukungan ke Capres petahana Joko Widodo (Jokowi).
"Berbagai pimpinan daerah sudah deklarasi dukung Jokowi. Lebih baik kotak suara tidak lagi ditaruh di kantor camat," ujar Juru Bicara BPN Prabowo - Sandiaga, Andre Rosiade di Hotel Akmani, Gondangdia, Jakarta Pusat Kamis (28/02/2019).
Baca Juga: Ditunggu Tak Datang-datang, Hakim Tunda Sidang Idrus Marham
Andre menerangkan, pihaknya mengusulkan agar kotak suara diletakan di kantor Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di tiap kecamatan sebelum didistribusikan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan sesudahnya. Koramil dipilih karena BPN menganggap tentara sebagai institusi paling netral di Pemilu kali ini.
"Lebih baik di koramil karena TNI pasti netral," ujar Andre.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Prabowo Marah ke Ulama di Madura, Begini Faktanya
-
Keluarga Sandiaga Uno Membelot Dukung Dirinya, Jokowi: Terima Kasih
-
TKN Tanggapi Ucapan Prabowo Soal Asian Games 2018 Boroskan Anggaran Negara
-
Ketua DPR Klaim Antusiasme Warga dalam Pemilu 2019 Tinggi
-
Prabowo : Banyak Orang Tidak Suka dengan Saya, Ujung-ujungnya Duit
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi