Suara.com - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan kasus penembakan terhadap bocah usai delapan tahun dengan senapan angin yang dilakukan pegawai negeri sipil (PNS) berinisial GDSN (54) berunjung damai. Menurutnya kasus tersebut akhirnya disetop setelah keluarga korban menerima permintaan maaf pelaku.
"Kasus ini antara kedua pihak telah diselesaikan secara kekeluargaan, ada kesepakatan bahwa keluarga korban dan pelaku tersebut telah saling meminta maaf, dan ada pernyataan bersama yang telah dilakukan," katanya seperti dikutip Antara, kemarin.
Ia menyatakan, dirinya telah memfasilitasi pihak keluarga dan pelaku untuk bertemu dan saling meminta maaf atas kasus penembakan dengan senapan angin itu.
Keluarga korban juga telah memaafkan tindakan pelaku yang telah menembak anaknya GL dengan senapan angin, hanya karena mengambil buah mangga yang jatuh di pekarangan rumah.
"Ini murni karena kelalaian bukan penganiayaan, pelaku pada dasarnya tidak mengetahui yang ditembak adalah bocah delapan tahun yang merupakan tetangganya. Tindakan penganiayaan dilakukan muka dengan muka baik itu tembak atau pukul dengan sengaja," ujarnya kata dia.
Dia menilai, kasus ini sebenarnya sangat sederhana, hanya saja orang tua korban tersinggung karena dikira kucing.
Wali Kota menambahkan, saat ini pelaku masih ditahan di Rumah Tahanan Polres Ambon, dan menunggu waktu untuk dibebaskan.
"Pelaku telah mengakui bahwa tanpa sengaja dirinya menembak karena dikira kucing yang masuk ke pekarangan, hanya saja orang tua tidak terima anaknya mengalami luka robek di lengan bagian kanan dan tersinggung karena anaknya dikira kucing, sehingga ditembak," katanya.
Peristiwa penembakan ini terjadi Selasa (19/2) pukul 14.00, dan ditindaklanjuti dengan pelaporan ibu korban ke SPKT Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Pelaku GDSN yang juga merupakan Staf Ahli Wali Kota Ambon dilaporkan atas perbuatan tindak pidana kekerasan terhadap anak.
Baca Juga: Uji Ketahanan, Sensor Sidik Jari Samsung Galaxy S10 Disiksa Sampai Begini
Berita Terkait
-
Rombak 1.125 Pejabat DKI, Anies Minta ASN Netral di Pilpres 2019
-
Bukan April, Menkeu Tegaskan THR PNS Akan Diberikan Jelang Hari Raya
-
THR Lebaran untuk PNS dan Pensiunan Cair di Mei 2019
-
Pemerintah Putuskan Wisma Atlet Kemayoran Jadi Rumah Dinas PNS
-
Batas Gaji Naik, Sri Mulyani: Pemanfaatan FLPP oleh PNS Bakal Meningkat
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto