Suara.com - Semakin seringnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas guguran dan guguran lava, menginisiasi masyarakat di lereng gunung tersebut menghidupkan kembali "Ronda Merapi".
Langkah tersebut dilakukan warga desa teratas di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk antisipasi dan waspada peningkatan aktivitas gunung teraktif di dunia tersebut.
"Masyarakat di lereng Merapi sejak beberapa waktu lalu mulai menghidupkan kembali kegiatan 'Ronda Merapi', seiring semakin seringnya terjadi guguran lava dan awan panas guguran dalam beberapa hari terakhir ini," kata Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Kamis (7/3/2019).
Ronda Merapi tidak hanya dilakukan di Desa Glagaharjo saja, tetapi dilakukan warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi dan desa-desa lain di lereng Merapi.
"Ronda Merapi juga dilakukan masyarakat di Kinahrejo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, di Dusun Turgo, Kecamatan Pakem dan daerah lain yang juga punya potensi bahaya besar juga dilakukan," katanya.
Kepala Desa Glagaharjo Suroto mengatakan, sebagai salah satu langkah antisipasi meningkatnya aktivitas Gunung Merapi adalah dengan menghidupkan kembali Ronda Merapi.
"Ronda ini ya seperti ronda-ronda biasa hanya saja ronda ini untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan aktivitas Merapi," katanya.
Ia mengatakan, aktivitas Merapi memang tidak dapat diprediksi, termasuk luncuran awan panas guguran.
"Sehingga adanya kegiatan ronda yang dilakukan warga secara bergiliran ini untuk menjaga kondusifitas warga sekitar," katanya.
Baca Juga: Tiga Pilarnya Absen, PSS Sleman Pincang Hadapi Borneo FC
Aktivitas Gunung Merapi mulai menunjukkan peningkatan pada beberapa waktu terakhir.
Beberapa kali, guguran awan panas yang terjauh adalah dua kilometer. Meski jarak luncuran masih aman untuk warga lereng Merapi, namun karena radius aman yang direkomendasikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) adalah lebih dari tiga kilometer dari puncak. (Antara)
Berita Terkait
-
Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas
-
Gunung Merapi Dua Kali Lepaskan Luncuran Lava Pijar
-
Sabtu Malam, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas sampai 1,3 Kilometer
-
Pasca Guguran Awan Panas, Beberapa Lokasi Terkena Hujan Abu Gunung Merapi
-
Merapi Semburkan Awan Panas Sejauh 2 Kilometer, Warga Diminta Waspada
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
-
Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
-
Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
-
Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
-
Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
-
Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
-
Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
-
Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
-
Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul
-
Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh