Suara.com - 2019, tahun politik untuk menentukan presiden dan wakil presiden, serta wakil rakyat. Dalam Nyepi, Umat Hindu berdoa agar semua lancar tanpa hambatan. Kontributor Suara.com di Yogyakarta, Sri Handayani menyaksikan doa itu.
Seorang anak perempuan berkebaya putih duduk sembari menangkupkan kedua tangannya di depan kening. Mulutnya tertutup rapat, begitu pula matanya.
Di sampingnya, sang ibu memakai kebaya merah dengan posisi serupa. Mereka adalah dua dari sekitar 10 ribu umat Hindu di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang ikut dalam acara Tawur Agung Kesanga 1941 saka, kemarin di Candi Prambanan. Mereka bersembahyang dengan khidmat menyambut hari suci Nyepi yang jatuh pada hari ini, Kamis (7/3/2019).
Ketua Umum Pengurus Harian Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Wisnu Bawa Tenaya, mengatakan hari ini merupakan puncak rangkaian Hari Suci Nyepi 1941 Saka yang bertepatan dengan tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pada hari suci Nyepi, umat Hindu Indonesia menjalankan empat ritual yang disebut Catur Brata Penyepian.
“Puncak Nyepi adalah amati. Maka dari itu, pada Nyepi kali ini, melalui Catur Brata Penyepian, kita sukseskan Pemilu 2019,” kata Wisnu.
Dalam Catur Brata Penyepian, terdapat empat macam ritual yang harus dilakukan oleh Umat Hindu. Pertama, amati geni. Selama masa Nyepi, umat Hindu dilarang menyalakan. Tak hanya api ada di alam semesta, mereka juga diharapkan dalam mengurangi api amarah dari dalam dirinya.
Menurut Wisnu, ritual ini mengistirahatkan mata fisik dari aktivitas sehari-hari. Di saat yang bersamaan, mata hati manusia terbuka luas. Mereka diharapkan dapat melihat dengan lebih jelas kondisi nyata yang sedang dialami oleh bangsa dan negara Indonesia.
Kedua, amati lelanguan. Jika di hari biasa manusia bebas berpesta pora, pada saat Nyepi, umat Hindu diminta untuk menahan keinginan tersebut. Hal ini pun diharapkan akan meningkatkan kepekaan nurani untuk melihat kondisi masyarakat dan alam sekitar.
Ritual ketiga yaitu amati pekaryan atau tidak bekerja. Umat Hindu berpuasa selama 24 jam selama masa Nyepi. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kepekaan sosial terhadap lingkungan. Ritual keempat yaitu amati lelungan. Umat Hindu dilarang menuruti keinginannya bepergian selama masa Nyepi. Mereka diminta diam di tempat untuk melakukan introspeksi.
Baca Juga: Libur Nyepi, Penumpang Kereta Api di Jember Naik
“Neng ning nung nang. Meneng hening hanung menang. Dan persepsi agar ke depan kita lebih baik,” kata Wisnu.
Melalui keempat ajaran tersebut, Wisnu mengajak umat Hindu untuk terus menajamkan cita-cita. Namun, hal itu tak lepas dari cita-cita negara untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Ia juga mengingatkan umat Hindu untuk mengingat ajaran tri kaya parisudha, yaitu untuk berpikir, berucap, dan bertindak.
“Jangan terbalik-balik, ngomong dulu baru bertindak, sehingga menjadi konflik,” ujar dia.
Ia juga mengingatkan para pemimpin untuk menerapkan salagrama. Para pemimpin diharapkan tidak menggunakan kekerasan, tidak dengki, tidak iri hati, tidak mencuri atau korupsi, dan tidak mabuk jabatan.
Pesan politik juga disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut Hari Suci Nyepi 1941 Saka. Dalam acara Tawur Agung Kesanga yang diselenggarakan di Prambanan, Rabu (6/3/2019), ia mengapresiasi tema pemilu yang diangkat panitia. Melalui mulat sarira atau introspeksi diri, umat Hindu dianggap sangat peka dengan kondisi bangsa yang menghadapi banyak ujian di tahun politik.
“Kepekaan itu digaungkan secara masif dalam perayaan hari suci Nyepi tahun ini dengan tema sentral Melalui Catur Berata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019,” kata dia.
Berita Terkait
-
Khidmatnya Tawur Agung Kesanga, Ritual Umat Hindu Balas Jasa Alam Semesta
-
949 Narapidana Beragama Hindu Dapat Remisi Hari Raya Nyepi
-
Bela Indonesia di Hari Raya Nyepi, Ketut Rindu Berat Akan Hal Ini
-
Rayakan Nyepi di All England, Ketut: Bela Negara Sama dengan Beribadah
-
Hari Raya Nyepi, Ini 4 Filosofi di Balik Ritual Nyepi
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana