Suara.com - Biaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera Selatan sampai Rp 1 triliun. Uang itu dikucurkan pada 2018.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen Doni Monardo menjelaskan mengingat besarnya biaya pemadaman, maka perlu pencegahan sejak dini melalui sosialisasi kepada masyarakat.
"Jadi lebih baik mencegah dengan membina masyarakat di sekitar lahan gambut sebelum terjadinya kebakaran yang dapat menghabiskan uang ratusan miliyar rupiah untuk memadamkan api," ujar dia di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (12/3/2019).
Dana yang dihabiskan hingga sekitar Rp1 triliun itu terkait pencegahan timbulnya kabut asap. Karena di Sumsel pada 2018 itu akan digelar ajang internasional, Asian Games. Pada 2018 itu, lanjut dia, bencana kabut asap tidak boleh timbul seperti yang terjadi pada 2015. Dari pada dana habis untuk memadamkan api lebih baik dana tersebut diberikan kepada masyarakat.
“Saya berharap kepada jajaran TNI, Polri dan unsur Pemda agar bekerja sama dalam merawat masyarakat kita, untuk dilakukan pembinaan tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Masyarakat bisa diberdayakan memanfaatkan lahan gambut untuk menghasilkan tanaman ekologis dan sekaligus ekonomis seperti tanaman kopi liberica, sagu dan pohon aren. Sehubungan dengan itu pihaknya meminta kepada para Kepala BPBD dan perangkatnya yang ada di provinsi dan kabupaten serta kota agar mennyosialisasikan kepada masyarakat supaya tidak membakar lahan gambut untuk membuka perkebunan.
"Cegah dini penting, dukungan dari seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan," tambah dia.
Dalam rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan itu dihadiri antara lain Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Danrem sebagai Dansatgas Karhutla Kolonel Arah Sony Septiono, Wakil Gubernur Mawardi Yahya dan Kapolda Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, serta Ketua BPBD Sumsel Iriansyah. (Antara)
Baca Juga: Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Selimuti Pekanbaru Riau
Berita Terkait
-
Waspada Kebakaran Hutan di Kalimantan dan Sulawesi, Titik Panas Muncul
-
BNPB Ajak Ulama untuk Tanggulangi Kebakaran Hutan, Apa Tugasnya?
-
Kebakaran Hutan Riau, BPPT Kekurangan Pesawat untuk Hujan Buatan
-
Atasi Kebakaran Gambut, BPBA Turunkan Alat Berat
-
DPR Dorong Diplomasi Jerman Atasi Larangan Impor Minyak Kelapa Sawit
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun