Suara.com - Pengusaha Erwin Aksa lebih memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pemilu 2019. Terkait itu, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Jusuf Kalla menyebut Erwin hanya memberitahukan terkait dukungan tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu sebelumnya.
"Ini kan sarana demokrasi, maka sarana demokrasi juga harus dilakukan secara demokrasi pula. Ya, kalau Erwin punya sikap begitu, ya saya hargai sikap itu, walaupun dia tidak minta izin, dia cuman kasih tahu," kata JK di di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Wapres JK mengungkapkan, bahwa saat itu Erwin hanya sebatas memberi tahu kalau dirinya kini mendukung Prabowo - Sandiaga. Apabila Erwin kala itu meminta izin, JK berkelakar tidak akan memberikannya izin kepada Erwin.
"Kalau itu adalah level izin, saya tidak kasih izin," ujarnya sambil tertawa.
Menurut JK, keputusan Erwin untuk mendukung Prabowo - Sandiaga di Pilpres 2019 ialah atas dasar nilai persahabatan. Diketahui, Erwin dengan Sandiaga sudah lama menjalin persahabatan.
Menurutnya, persahabatan tersebut tidak bisa diganggu apalagi dengan urusan Pemilu yang hanya berjalan lima tahun sekali. Dirinya mencontohkan soal dukungan Partai Golkar yang berbeda. Saat Pemilihan Presiden 2014, Partai Golkar mendukung Capres - Cawapres Prabowo - Hatta Rajasa.
Kemudian Partai Golkar malah berbeda sikap di Pemilihan Presiden 2019 dengan mendukung Capres - Cawapres Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin.
Karena itu JK menganggap kalau persahabatan Erwin - Sandiaga dinilai lebih penting ketimbang urusan politik yang bisa berubah setiap lima tahun sekali. Dengan demikian JK paham betul jika akhirnya Erwin memutuskan untuk mendukung Sandiaga di Pilpres 2019.
"Karena ingin persahabatannya dengan Sandi ingin langgeng ya silahkan saja, itu demokrasi dan juga memang saya yang mengajarkan bahwa persahabtaan itu penting daripada politik ini," pungkasnya.
Baca Juga: Putra Sulung Wali Kota Risma Diperiksa Polisi soal Jalan Raya Gubeng Ambles
Berita Terkait
-
Jokowi - Maruf Banggakan Kampanye Hologram, Fadli Zon: Biasa Saja Tuh!
-
Heboh Video Prabowo Subianto Minta Kopi saat Azan Berkumandang
-
Empat Parpol Ini Gagal Ikut Pemilu di Beberapa Wilayah Jateng
-
Dipecat, 6 Guru Honorer Pendukung Prabowo - Sandiaga Belum Digaji
-
Anies Minta Penetapan Tarif MRT Tak Dipolitisasi Jelang Pemilu 2019
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu
-
Siapa Sosok di Balik Subhan Palal Penggugat Ijazah Gibran yang Minta Ganti Rugi Rp125 Triliun?
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu