Anggaran militer Indonesia hanya 0,81 persen dari PDB. Sementara Singapura mencapai 3,32 persen dari PDB. Secara statistik, anggaran militer Indonesia terendah, bahkan di bawah Timor Leste yang notabene mantan provinsi.
Namun, setidaknya dalam dua tahun terakhir, dana militer pada APBN mengalami peningkatan. Pada APBN 2018, dana anggaran yang dikelola Kementerian Pertahanan mencapai Rp 107,8 triliun. Jumlah itu naik pada tahun 2019, menjadi Rp 108,4 triliun.
Peningkatan anggaran tersebut seiring sejalan dengan peringkat kekuatan militer Indonesia yang cenderung diperhitungkan secara global.
Itu kalau merujuk hasil survei yang dihelat Global Firepower (GFP) tahun 2018. Tahun lalu, menurut GFP, kekuatan TNI berada di peringkat 15 terkuat dunia.
PowerIndex (Pwrindx) militer Indonesia berada di level 0,2804. Untuk diketahui, indeks mendekati 0 menunjukkan kekuatan militer negara semakin kuat.
Sebagai catatan, Indonesia adalah satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk 15 besar kekuatan militer terbaik dunia. Indonesia sendiri tepat berada di bawah Jerman, Italia, Mesir, Brasil, dan Iran. Dengan demikian, militer Indonesia terkuat di kawasan Asia Tenggara.
Survei GFP itu menyebut kekuatan militer Indonesia ditopang oleh 800.000 personel tentara, 41 pesawat tempur dan 65 pesawat penyerang.
Pada wilayah daratan, militer Indonesia memunyai 315 tank baja, 1.300 kendaraan lapis baja, 141 artileri, plus 36 peluncur roket.
Angkatan Laut Indonesia juga memunyai 8 kapal fregates, 24 kapal corvette, 5 kapal selam, serta 139 kapal patroli vessel.
Baca Juga: Atasi Konvoi Berisik, Polresta Surakarta Lakukan Layanan Keren
Uniknya, pemeringkatan GFP tersebut tak melulu didasari oleh kekuatan militer. Indeks itu juga menyebut keunggulan Indonesia sehingga masuk peringkat 15 besar dunia karena 55 indikator lain semisal jumlah penduduk yang merupakan tentara cadangan, geografis, fleksibilitas logistik, hingga cadangan sumber daya alam.
Karenanya, kalau merujuk pada survei GFP dalam bidang kemiliteran tersebut, argumentasi Prabowo bahwa aspek yang bisa membuat militer serta pertahanan Indonesia kuat adalah dengan mengguyur dana lebih besar lagi, tak begitu tepat.
Pun kalau memakai perbandingan Indonesia – Singapura yang disajikan Prabowo dalam debat. Dalam sektor belanja militer, Indonesia hanya kalah dari Singapura, tapi negara-negara ASEAN lainnya berada di peringkat bawah.
Kembali merujuk data GFP, dengan dana anggaran belanja militer senilai USD 6,9 miliar atau setara Rp 98 triliun menempatkan Indonesia pada posisi kedua setelah Singapura. Negeri Singa tersebut memunyai anggaran belanja militer USD 9,7 miliar atau setara Rp 135 triliun.
Sementara kalau dihitung secara global, dana anggaran belanja militer Indonesia berada pada urutan ke-30 dari 157 negara yang disurvei GFP.
Perangkap Thucydides
Berita Terkait
-
Pengasihan Tukang Cendol yang Dikantongi Prabowo saat Debat Lawan Jokowi
-
Viral Usai Debat Pilpres: Tertawalah Sebelum Tertawa itu Dilarang Prabowo
-
Meme Pemerintahan Dilan Jokowi Langsung Viral di Media Sosial
-
Debat Dengan Prabowo, Jokowi: Sistem yang Baik dan Cepat Kurangi Korupsi
-
Fesyen saat Debat: Jokowi Pekerja Zaman Now, Prabowo Gaya Lama
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun