Suara.com - Seorang bocah berusia 6 tahun berinisial SL, warga Singapura tewas tenggelam di kolam renang saat sedang berlatih renang. Insiden SL tenggelam tak diketahui oleh lifeguard atau penjaga kolam dan sang ibu kandung lantaran mereka sedang sibuk bermain telepon selular (HP).
Melansir dari World of Buzz, Kamis (4/4/2019), SL berlatih renang di kolam renang umum Kallang Basin. Sang instruktur yakni Yeo Chwee Chuan memberikan papan selancar untuk SL saat belajar berenang. SL pun diminta untuk berenang ke tengah kolam dengan menggunakan papan selancar itu.
Melihat SL bisa melakukan instruksi yang diberikan, sang instruktur pun beralih membantu murid lain yang juga sedang berlatih renang. Namun, saat di tengah perjalanan sedang berenang, SL ternyata justru tenggelam tanpa ada seorang pun yang menyadarinya.
Si instruktur sibuk membantu murid lain belajar berenang, sementara ada dua orang lifeguard yang bertugas tampak duduk santai di kursi sembari bermain telepon selular. Sang ibunda SL yang berada tak jauh dari kolam pun sedang sibuk bermain telepon selular.
Beberapa menit kemudian, salah seorang wanita yang berada tak jauh dari kolam melihat SL sudah mengapung di atas air tak sadarkan diri. Lifeguard yang mendapatkan laporan dari pengunjung itu pun langsung memberikan napas buatan untuk SL.
SL pun dilarikan ke rumah sakit. Ia tak sadarkan diri dan menjalani perawatan di rumah sakit selama 20 hari sebelum dinyatakan oleh dokter meninggal dunia.
Petugas kepolisian Kamala Ponnampalam pun menyebut orang dewasa yang berada di sekitar SL telah lalai hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia.
"Lifeguard seharusnya tidak terganggu dengan menggunakan perangkat peribadinya atau melakukan percakapan sia-sia. Ia seharusnya tidak meninggalkan tempat jaganya dalam posisi tak diawasi. Tenggelam diketahui terjadi dengan begitu cepat dan berhenti dengan durasi waktu antara 20 hingga 60 detik," ujarnya.
Tak hanya itu, Kamala juga mengecam instruktur Yeo yang telah lalai dan tidak profesional dalam melatih renang anak-anak. Pasalnya, untuk anak yang baru belajar renang dan belum mahir seharusnya mendapatkan pengawasan penuh dari instruktur.
Baca Juga: BPN Klaim Pilot Pesawat Prabowo Subianto Ditekan Pihak Tertentu
"Pada beberapa waktu, menangani lebih dari satu siswa sudah menyalahi aturan. Idealnya untuk anak terutama bukan perenang mahir harus selalu berada dalam jangkauan lengan (instruktur)," kata Kamala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional