Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, masing-masing menyumbang 3 perempuan caleg untuk DPR RI.
Sedangkan Yogyakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, dan Maluku, masing-masing menyumbang 2 perempuan untuk duduk di kursi dewan terhormat di Senayan.
Sisanya, terdapat 9 provinsi yang masing-masing menyumbang 1 perempuan untuk menjadi wakil rakyat tingkat nasional.
"Dari keseluruhan kandidat perempuan yang terpilih melalui Pemilu 2014, 47 persen di antaranya adalah calon nomor satu."
Menurut Elli, kecilnya persentase caleg perempuan yang terpilih pada Pemilu 2014 karena ditempatkan pada nomor urutan bawah.
”Preferensi ini terlihat ketika partai-partai cenderung menempatkan kandidat laki-laki di nomor urut teratas di kertas suara. Sementara calon legislatif perempuan ditempatkan di nomor-nomor yang lebih rendah,” jelasnya.
Secara statistik, kata dia, semakin rendah seorang kandidat ditempatkan dalam kertas suara, semakin kecil pula kemungkinannya untuk menang.
“Setiap satu nomor lebih rendah dari puncak daftar calon legislatif, peluang untuk menang bakal merosot sebanyak 63,5 persen.”
Uniknya lagi, menurut Elli dalam penelitiannya, terdapat tren bahwa mayoritas perempuan caleg yang terpilih pada Pemilu 2014 memiliki hubungan dengan petahana.
Baca Juga: Kalah di Survei, PAN: Gerakan Masyarakat Menangkan Prabowo Luar Biasa
Sebanyak 45 dari 97 perempuan caleg yang lolos ke DPR tahun 2014, menikah atau memiliki hubungan darah dengan para pemimpin politik.
”Itu mengindikasikan bahwa laki-laki masih mengendalikan politik dan banyak perempuan tidak bisa menang tanpa dukungan dari politikus pria.”
Ia menjelaskan, fenomena itu juga mengartikulasikan sistem politik di Indonesia melanggengkan oligarki.
Ella menemukan data yang kontras terhadap jumlah perempuan caleg terpilih pada Pemilu 2014.
Pada pemilu lima tahun silam, 80 persen kursi DPR RI dimiliki oleh laki-laki. Di antara mereka, 75 persen berdomisili di Jawa dan 90 persen lulusan pendidikan tinggi.
Dari segi umur juga tak ideal, karena 39 persen anggota DPR berusia antara 40 sampai 59 tahun. Padahal, kelompok usia 40-59 tahun tersebut hanya 12,89 persen dari total populasi Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Pramono Anung soal WFA Akhir Tahun: Pelayanan Publik Tetap Jalan, Petugas Frontline Wajib Masuk
-
Tak Cuma Halau Banjir Rob, Pramono Anung Mau Sulap Tanggul Ancol Jadi Spot Wisata Baru
-
SPPG Dorong Efisiensi Produksi Massal dan Perkuat Ekonomi Pangan Lokal
-
Polda Metro Jaya Ungkap Jaringan Uang Palsu USD dan SGD, Ribuan Lembar Disita
-
Pemerintah Bangun SPPG sebagai Dapur Modern untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
-
BPOM Ingatkan Risiko Pangan Bermasalah, Ini Tips Aman Memilih Hampers Natal
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
OTT KPK di Kalsel, Dua Orang Tiba di Gedung Merah Putih untuk Pemeriksaan Intensif
-
Bupati Bekasi Kena OTT KPK, Berikut 5 Fakta Penting Terkait Penangkapan Ade Kuswara Kunang