Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan respons atas permintaan maaf yang dilontarkan maskapai perusahaan penerbangan Amerika Serikat, Boeing atas jatuhnya pesawat Ethiopians Airlines dan Lion Air di perairan Kawarang beberapa waktu lalu.
Budi mengatakan, jika berdasarkan dari permintaan maaf tersebut, kesalahan bukan berasal dari maskapai penerbangan, melainkan dari pesawatnya. Pasca-permintaan maaf itu pula, Kemenhub tetap akan melakukan tindaklanjut.
"Ini sebuah value bagi keselamatan penebangan di Indonesia. Negara bisa menyakinkan, jika maskapai penerbangan di Indonesia sudah cukup baik untuk perkembangan transportasi publik, khususnya dunia penerbangan," ujar Budi saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lahat, Sumsel, Sabtu (06/04/2019).
Termasuk dengan dikeluarkannya larangan untuk terbang bagi maskapai bersangkutan, menurut Budi belum perlu dilakukan. Ia menyatakan, harus menunggu sistem yang nantinya akan dikeluarkan oleh perusahaan Boeing itu sendiri.
"Kalau memang nantinya ada ujicoba, seperti apa. Atau ada rekomendasi apa yang harus dikeluarkan oleh otoritas penerbangan. Baru akan kita lakukan tindakan. Jadi, larangan (terbang) itu belum perlu rasanya," kata dia.
Menurutnya, setelah permintaan tersebut, pihaknya akan meminta penjelasan secara rinci mengenai prosedur terkait masalah yang terjadi.
"Kalau memang ada software yang harus diganti, seperti apa. Begitu pula, jika ada hardware yang harus diubah, juga seperti apa mekanismenya," ujar dia.
Untuk diketahui, pihak Boeing menyatakan permintaan maafnya atas dua kecelakaan fatal pesawat 737 Max yang menewaskan sekitar 350 orang.
Permintaan maaf ini disampaikan Pimpinan CEO Boeing, Dennis Muilenburg beberapa jam setelah temuan awal dari pemerintah Ethiopia yang memberikan sejumlah bukti baru kasus kecelakaan Boeing.
Baca Juga: Minta Wujudkan Konser, Clara Merasa Tak Sopan karena Kirim DM ke Rektor UNY
Sebagaimana ditulis Bussines Insider, Muilenburg mengatakan, pihak Boeing "menyesal atas nyawa yang hilang" dan menyesali "tragedi yang terus membebani hati dan pikiran."
Permintaan maaf yang disampaikan pada Kamis (4/4/2019) ini merupakan tanggapan Boeing atas temuan awal penyelidikan pemerintah Ethiopia. Ethiopian Civil Aviation Authority merilis satu laporan investigasi yang menemukan bagaimana sistem anti-kios otomatis MCAS (MCAS automated anti-stall system) dalam pesawat diketahui telah menekan secara paksa hidung pesawat turun yang kemudian menyebabkan kecelakaan terjadi.
Boeing mengkonfirmasi pada hari Rabu (3/4/2019) bahwa sensor yang salah memicu sistem MCAS tersebut. Masalah yang sama juga teridentifikasi dalam laporan investigasi awal tentang kecelakaan Lion Air. Boeing mengaku, masalah perangkat lunak adalah faktor utama yang menyebabkan kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Muilenburg juga mengatakan perusahaan telah bekerja untuk memastikan adanya pembaruan peranti lunaknya. Ia juga mengungkapkan hasil investigasi awal soal penyebab jatuhnya 2 pesawat 737 Max 8.
Dalam dua kecelakaan itu, Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, atau Manuevering Characteristics Augmentation System (MCAS), dicurigai salah membaca kondisi pesawat. Kesalahan sistem MCAS membaca sudut ketinggian 737 MAX melalui sensor yang dipasang di hidung pesawat diduga menyebabkan Lion Air Flight 610 and Ethiopian Airlines Flight 302 bergerak menukik.
Seharusnya, sistem MCAS bekerja menyeimbangkan sudut pesawat jika moncongnya terlalu tinggi. Jika moncong pesawat melayang terlalu jauh ke atas, sistem itu memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Elon Musk Mau Blokir Matahari untuk Atasi Krisis Iklim: Solusi Jenius atau Ide Nyeleneh?
-
Sita 723 Bukti Termasuk Ijazah Jokowi, Kapolda Metro Sebut Analisis Roy Suryo dkk Menyesatkan Publik
-
Fakta Baru Kasus Terapis Anak Tewas di Pasar Minggu, Korban Pakai Identitas Kakaknya buat Kerja
-
Resmi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo dkk Dijerat Pasal Ini!
-
Roy Suryo dkk Resmi Tersangka, Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Dibagi 2 Klaster, Mengapa?
-
Parah! Jika JK Saja Jadi Korban, Bagaimana Rakyat Kecil? DPR Soroti Mafia Tanah di Kasus Jusuf Kalla
-
Polda Metro Jaya Tetapkan 8 Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Jokowi, Termasuk Roy Suryo dan dr. Tifa
-
KPK Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau, CCTV Disita!
-
Justru Setuju, Jokowi Santai Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Tuai Protes: Pro-Kontra Biasa
-
Jawab Tantangan Krisis Iklim, Indonesia Gandeng The Royal Foundation di Rio 2025