Suara.com - Peneliti Senior Amnesty International Papang Hidayat menyebut kedua kandidat pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dan Joko Widodo - Maruf Amin kurang mendalam membahas isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Papang berpendapat pembahasan HAM dianggap kurang menjadi sorotan selama masa kampanye atau pemaparan visi-misi pasangan calon (paslon) yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Hal itu disebutkan Papang setelah memberikan sembilan agenda prioritas HAM kepada dua kubu peserta pemilu, Ferry Mursyidan Baldan dan Maman Imanulhaq. Papang juga menyebut rangkaian agenda debat kandidat pilpres tidak menjadikan isu HAM dibahas mendalam.
"Dari kegiatan kampanye mereka, dari visi-misi, tidak terlalu mendalam. Kemudian ada beberapa momentum kita terlewat seperti debat capres - cawapres isu HAM belum menjadi mainstream," ujar Papang di gedung HDI HIVE Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Menurut Papang, tidak hanya Amnesty Indonesia yang mencoba mendekati kedua kubu kandidat pilpres untuk membahas isu HAM selama masa kampanye, tapi juga organisasi HAM lainnya.
Mereka, disebut Papang, berharap besar agar kedua kubu manapun yang menang nantinya dapat mendengarkan dan mengakomodir isu HAM di periode mendatang.
"Ini bukan cuma Amnesty tapi banyak organisasi HAM lainnya berusaha mendekati kelompok yang berkompetisi politik ini untuk berusaha mendengarkan dan mau memasukan agenda HAM," kata Papang.
Setelah Pemilu selesai, Papang menyebut nantinya bersama organisasi HAM lainnya akan gencar untuk menawarkan agenda kasus HAM pada tahun pertama masa kepemimpinan baru.
Karena bagi Papang, masa tersebut adalah masa pembuatan kebijakan baru dan menjadi peluang untuk memasukan agenda HAM.
Baca Juga: Amnesty Internasional Desak Polri Bebaskan Robertus Robet
Papang mengatakan jika nantinya kubu pemenang Pemilu tidak bisa tuntas memasukan dan menyelesaikan kasus HAM yang sudah ditawarkan, ia mengaku akan mendekati kubu oposisi.
Dia beralasan, kubu oposisi disebut Papang memiliki kekuatan untuk memengaruhi kebijakan Pemerintah mendatang.
"Siapapun yang menang atau kalah mereka masih terlibat dalam urusan politik. Karena oposisi masih bisa memengaruhi keputusan politik tertentu. Jadi siapapun yang kalah atau menang harus kita dekati," jelas Papang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
Terkini
-
Resmi! Detik-detik Prabowo Lantik Djamari Jadi Menkopolkam hingga Erick Thohir Digeser ke Menpora
-
KPK Geram! Ustaz Khalid Basalamah Diduga Bocorkan Informasi Kasus Haji, Bakal Jadi Tersangka?
-
Keluarga Ungkap Kondisi Delpedro Marhaen di Penjara: Berat Badan Turun, Dilarang Menulis!
-
Uji Coba Jalur Gratis Tol Fatmawati 2 Sukses Kurangi Kemacetan TB Simatupang
-
5.000 Dapur Gizi Diduga Fiktif, DPR Kritik Keras Kinerja Badan Gizi Nasional
-
Rekam Jejak Angga Raka, Orang Dekat Prabowo yang Kini Gantikan Posisi Hasan Nasbi
-
Sikap Tegas Keluarga Delpedro: Kami Tak Akan Mengemis Ampun, Jika Tak Bersalah Harus Dibebaskan!
-
Mendagri Tegaskan Tiga Tugas Utama di Wilayah Perbatasan dalam Upacara Peringatan HUT Ke-15 BNPP
-
Kepala Sekolah Batal Dicopot, Wali Kota Prabumulih Minta Maaf
-
Erick Thohir Resmi Jabat Menpora, Hartanya Tembus Rp 2,4 Triliun