Suara.com - Seorang Panitia Pengawas Kecamatan atau Panwascam di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi dilaporkan dikeroyok massa yang diduga pendukung dari salah satu calon legislatif atau caleg dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Kota Sungai Penuh.
Massa juga dilaporkan membakar sejumlah kotak dan surat suara yang sudah dihitung oleh panitia pemilihan.
Dari informasi, insiden itu terjadi pada Kamis (18/4/2019) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu korban bernama Suardi, tengah melakukan tugasnya sebagai Panwascam.
Terkini, tim dari Bawaslu Kota Sungai Penuh sudah melakukan penelusuran di lokasi kejadian.
Ketua Bawaslu Kota Sungai Penuh Jumiral mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran itu, kotak suara yang dibakar massa adalah di TPS 1, TPS 2 dan TPS 3. Di tiga TPS tersebut terdapat 15 kotak suara.
"Dari 15 kotak suara tersisa dua kotak suara yang tidak terbakar. Berarti ada 13 kotak suara yang terbakar," ujar Jumiral seperti dilansir Metrojambi.com (jaringan Suara.com), Kamis (18/4/2019).
Menurut dia, aksi pengeroyokan dan pembakaran surat suara itu terjadi saat proses penghitungan sudah selesai, dan siap-siap didistribusikan ke PPK.
"Melihat dari kejadian ini kemungkinan akan PSU," kata Jumiral.
Hal itu karena semua berkas seperti surat suara juga ikut terbakar. Namun pihaknya masih melakukan pengkajian terlebih dahulu.
Baca Juga: Heboh Surat Suara Dicoret-coret Berisi Tulisan hingga Gambar Kelamin Pria
Polisi Turun Tangan
Terkait insiden di Kota Sungai Penuh itu, Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis AS mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan.
"Direktur Reskrimum juga sudah turun ke Sungai Penuh," ujar Muchlis saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (19/4/2019).
Muchlis menyebutkan yang terbakar adalah kotak dan surat suara untuk DPRD Kota Sungai Penuh.
Terkait insiden itu, Muchlis mengatakan sejauh ini belum ada penambahan personel pengamanan.
"Tidak ada penambahan. Personel di sana (Sungai Penuh) masih lengkap. Yang kita kirim kemarin belum ditarik," ujar dia.
Berita Terkait
-
Heboh Surat Suara Dicoret-coret Berisi Tulisan hingga Gambar Kelamin Pria
-
Bawaslu Ungkap 3.250 TPS Tak Siap Gelar Pencoblosan 17 April Kemarin
-
Anggota Panwascam di Jambi Dikeroyok, Kotak dan Surat Suara Dibakar
-
Jokowi-Ma'ruf Unggul di Inggris, Suara Prabowo - Sandi Tak Ada Setengahnya
-
Bawaslu Yogyakarta Temukan Surat Suara Tercoblos Sampai Dirusak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara