Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengaku telah dituduh sebagai dalang kebohongan hitung cepat atau quick count Pemilu 2019.
Ia pun tak tinggal diam atas kabar yang disebutnya hoaks itu. Burhan Muhtadi kini tengah mencari si penyebar kabar bohong tersebut.
Pria yang juga berprofesi sebagai dosen dan penulis itu menyatakan, akan segera memolisikan sosok di balik tersebarnya berita palsu itu.
"Ada yang tahu siapa yang pertama kali menyebarkan hoaks yang viral ini? Saya akan laporkan ke polisi segera," tulis @BurhanMuhtadi di Twitter, Senin (22/4/2019).
Ia menyertakan tangkapan layar sebuah unggahan di Facebook pada cuitannya. Unggahan itu menyebutkan, "Burhanuddin Muhtadi adalah dalang kebohongan quick count."
Dirinya dituding telah menjelaskan pada awak media bahwa penyebaran hoaks dan penggalakan post truth merupakan strategi jitu untuk memenangkan Pemilu.
"Ternyata "dalang" Quick Count, dialah yang menatarkan ke seluruh wartawan media tentang kejituan strategi hoaks (kebohongan yang sengaja dibuat), tentang keampuhan post-truth (kebohongan yang dianggap benar karena diucapkan berulang-ulang) dan orang inilah yang benar-benar telah mengabaikan kebenaran dan t..." lanjut si pengguna Facebook.
Burhan Muhtadi lantas membantah kebenaran dari kabar itu dan memberikan keterangan akan kejadian sebenarnya.
Menurut penjelasan Burhan Muhtadi, kala itu ia mengatakan bahwa elektabilitas capres nomor urut 01 petahana Joko Widodo (Jokowi) sulit mencapai 60% karena lantangnya post truth, tetapi dirinya malah dituduh memanfaatkan post truth untuk memanipulasi quick count.
Baca Juga: 15 Polisi Pejuang Demokrasi Gugur Selama Amankan Pemilu
"Diskusi ini sudah agak lama. Saya menjelaskan post truth yang menyebabkan elektabilitas Jokowi sulit mencapai 60%. Justru saya dituduh pakai post truth dengan memanipulasi quick count," papar Burhan Muhtadi.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Purbaya Usul MBG Diganti Uang, Kemenkeu Pastikan Hoaks
-
Cek Fakta: Pandji Pragiwaksono Babak Belur dan Ditangkap Polisi
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Ancaman Hoaks dan Krisis Literasi Digital di Kalangan Pelajar Indonesia
-
Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
Hotel dan Mal Jakarta Siap-Siap Kena Geruduk Satpol PP Kalau Nekat Pesta Kembang Api
-
Proyek Jembatan Malaysia-Indonesia via Dumai, Melaka Dikabarkan Siap Uji Kelayakan
-
Kejagung Ungkap Kondisi Nadiem Makarim Usai Jalani Operasi
-
Survei Kemenag: Indeks Kerukunan Umat Beragama 2025 Capai 77,89, Tertinggi dalam 11 Tahun
-
Percakapan di HP Sitaan Kasus Suap Bupati Bekasi Dihapus, KPK Buru Dalangnya
-
Mendagri Minta Penanganan Bencana di Aceh Tamiang Jadi Perhatian Khusus
-
Ketum PP Muhammadiyah Kenang Ustaz Jazir Jogokariyan, Teladan Penggerak Masjid dan Dakwah Umat
-
Taruhannya Nyawa! Anggota DPRD DKI Desak Gubernur Pramono Tertibkan Pasar Tanpa Izin SLF
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Jakarta Diprediksi Berawan Hingga Hujan Ringan Hari Ini, Cek Titik Lokasinya