Suara.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai, belum ada aspek urgensi untuk memindahkan ibu kota negara ke luar DKI Jakarta ataupun Pulau Jawa.
Apalagi kalau alasan pemerintah memindahkan ibu kota negara hanya karena arus kendaraan kerap macet, sering banjir, serta padatnya penduduk di Pulau Jawa.
"Secara umum, sebenarnya argumentasinya atau alasan yang dikemukan itu, saya tidak setuju. Kalau latar belakangnya karena macet atau banjir, bahkan karena urbanisasi justru menurut saya tidak tepat," ujar Nirwono kepada Suara.com, Selasa (30/4/2019) malam.
Nirwono meyakini, DKI Jakarta yang kekinian menjadi ibu kota negara, memunyai kemampuan untuk membenani persoalan seperti macet maupun banjir.
Soal maraknya urbanisasi ke Jakarta, Nirwono menilai hal tersebut masih bisa diredam dengan upaya pemerataan pusat-pusat kegiatan pemerintahan di Pulau Jawa.
"Jadi yang dicari itu akar persoalannya dari atas ke bawah, kemudian di selesaikan. Kalaupun ibu kota negara dipindahkan, bukan berarti persoalan seperti macet dan banjir jakarta selesai pula,” tuturnya.
Pendanaan
Nirwono juga menyoroti dana pemindahan ibu kota negara yang ditaksir mencapai Rp 400 triliun. Menurutnya, ketimbang membangun ibu kota baru, lebih baik dana itu didistribusikan ke sejumlah daerah penyangga Jakarta.
Ia mengatakan, kalau dana itu diberikan kepada sejumlah daerah yang warganya kerap melakukan urbanisasi ke Jakarta, maka persoalan kepadatan penduduk serta kemacetan kendaraan di Jakarta bisa teratasi.
Baca Juga: Jokowi Berwacana Pindahkan Ibu Kota, Sandiaga: Harus Ada Referendum
"Misalnya diberikan ke Bandung Jawa Barat, Semarang Jawa Tengah, Surabaya Jawa Timur sehingga warga di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat sudah tidak perlu lagi pendatanganya datang ke Jakarta. Karena di masing provinsi sudah ada kegiatan ekonomi," kata dia.
Tak hanya itu, Nirwono menyarankan seharusnya pemerintah juga berani mendistribusikan pembangunan ke luar Pulau Jawa misalnya Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Ia menyayangkan kalau dana pemindahan ibu kota itu ditaksir Rp 323 Triliun atau Rp 466 Triliun. Sebab, dana itu terbuang sia-sia tanpa ada hasil pemerataan pembangunan.
”Misalnya, ibu kota negara dipindah ke Pulau Kalimantan. Susah orang Sumatera berbondong-bondong pindah ke Kalimantan. Atau orang Papua pindah ke Kalimantan,” tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Pulau Jawa.
Hal tersebut merupakan respons atas tiga usulan alternatif dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam rapat terbatas membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Berwacana Pindahkan Ibu Kota, Sandiaga: Harus Ada Referendum
-
Wacana Jokowi Pindahkan Ibu Kota, Sandiaga: Harus Ada Kajian Komprehensif
-
Ini Tiga Provinsi Minim Bencana untuk Pemindahan Ibu Kota Versi BNPB
-
Pindah Ibu Kota Butuh Dana Rp 400 Triliun, Sumbernya dari Mana?
-
Kata Diplomat soal Ibu Kota Indonesia Akan Pindah, Bukan Lagi di Jakarta
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
-
Blueprint Keberlanjutan Ride-Hailing Indonesia: Motor Penggerak UMKM dan PDB Nasional