Suara.com - Aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Rabu (1/5/2019) lalu di Sukoharjo, Solo dibatalkan kepolisian. Polisi menyita atribut aksi dari massa Serikat Pekerja Listrik Area Solo Raya (Splas) yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Kerakyatan (Serbuk) sebelum aksi dimulai.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Serbuk, Hamid istakhori mengatakan, awalnya, satu hari sebelum aksi atau Selasa (30/4/2019) Kasat intel Polres Sukoharjo, AKP Muhammad H Kholid bertemu dengan Sekretaris Splas, Tri Joko Susilo. Polres Sukoharjo disebut Hamid meminta untuk berkoordinasi jelang May Day 2019.
Namun saat pertemuan, ternyata massa Splas diminta untuk membatalkan aksinya. Dalam pertemuan itu, Kholid menyampaikan empat hal. Pertama karena 1 Mei adalah libur Nasional, jadi tidak diizinkan melakukan aksi. Kedua, Surat Tanda Pemberitahuan (STP) aksi harus disampaikan ke Polda Jawa Tengah.
Ketiga, Pemda Sukoharjo dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) sudah mengadakan acara May Day dan massa aksi diminta bergabung di acara itu. Keempat, aksi melanggar kearifan lokal karena dianggap Kholid membuat suasana tidak kondusif.
"Ada empat hal yang dipenuhi atau keberatan agar memberikan surat tanda terima pemberitahuan aksi," ujar Hamid di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat (2/5/2019).
Setelah mendapat syarat tersebut, Hamid mengaku sempat tidak menggubris dan tetap mengadakan aksi. Menurut Hamid, aksi tetap dilakukan karena untuk melakukan aksi tidak perlu surat izin dan pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan.
Lalu pada hari aksi, Rabu (1/5/2019), Hamid mengatakan Kholid berpesan agar aksi di Sukoharjo berlangsung tertib. Namun saat massa sudah berkumpul pukul 09.30 WIB, polisi justru datang untuk membubarkan massa aksi.
Bahkan Kepolisian disebut Hamid menyita atribut aksi. Karena tidak ingin membuat keributan, Hamid menginstruksikan untuk tidak melawan dan tetap berkumpul di lokasi aksi.
"Teman-teman mempertahankan (atribut aksi) tentu. Karena kita menginstruksikan untuk tidak terprovokasi, agar tidak terjadi keributan tapi terus berkoordinasi," kata Hamid.
Baca Juga: Dampak Demo Buruh di Jakarta, Jangan Lewat Sini karena Macet
Akhirnya Hamid menyebut Kepolisian mengembalikan atribut aksi sekitar pukul 15.00 ketika aksi sudah tidak mungkin dilanjutkan. Hamid menyebut akan menindaklanjuti bersama YLBHI menyurati Kapolri, Kapolda Jawa Tengah, dan Polres Sukoharjo.
"Saya sama YLBHI mau koordinasi protes mengirimkan surat ke Kapolri, Kapolda, dan tentu ke Kapolresnya," pungkas Hamid.
Berita Terkait
-
Kapolri: Anarko Sindikalisme Kelompok Internasional, Berlambang A
-
PT Transjakarta Laporkan Aksi Perusakan Saat May Day ke Polda Metro Jaya
-
May Day di Bandung Diwarnai Aksi Vandalisme, Ini Kata Ridwan Kamil
-
Anies Minta Polisi Usut Pelaku Vandalisme di Jakarta saat Hari Buruh
-
Jokowi Pamer Gambar Bawa Gembolan Perkakas, Demokrat: Mau Pulang ke Solo?
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Jalan Ketiga Lukas Luwarso: Buru Ijazah Asli Jokowi, Bongkar Dugaan 'Operasi' Penutupan Fakta
-
Menunggu Nasib Lima Anggota DPR Nonaktif di Tangan MKD, Hati-hati Publik Marah Bila...
-
Tragis! Dikeroyok Teman Satu Tongkrongan, Luis Tewas di Depan Masjid usai Pesta Miras
-
Zulkifli Hasan Klaim Program MBG Bisa Tingkatkan IQ Anak Indonesia
-
Buron Korupsi E-KTP Paulus Tannos Lawan KPK dari Singapura, Gugat Penangkapan Lewat Praperadilan!
-
Usut 'Borok' Sahroni hingga Eko Patrio, MKD Gandeng Kriminolog hingga Analis Perilaku
-
Sosok Teuku Faisal Fathani: Penemu Alat Pendeteksi Longsor yang Kini Pimpin BMKG
-
Kepala BMKG Diganti: Profesor UGM Teuku Faisal Gantikan Dwikorita, Menhub Peringatkan Hal Ini
-
Perintah Tegas Prabowo Usai Airbus A400M Mendarat: Sulap Jadi Ambulans Udara dan Damkar
-
Bantah Korupsi, Sahroni 'Serang' Balik: yang Teriak Itu Boro-boro Bayar Pajak, Pasti Nunggu Sembako!