Suara.com - Sebanyak 11 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ada di Papua dilaporkan meninggal dunia selama pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif 2019.
Petugas KPPS yang meninggal saat mengawal penghitungan suara hasil pilpres dan pileg itu akibat kelelahan. .
"Total 11 petugas tersebut, setelah ada laporan tambahan dari Kabupaten Biak Numfor dan Mimika," kata Ketua KPU Papua Theodorus Kossay seperti dilansir Antara di Jayapura, Kamis (2/5/2019).
Menurutnya, kedua petugas KPPS yang datanya baru masuk tersebut masing masing adalah Ketua KPPS TPS 01 Kampung Urfu, Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor yakni Terianus Korwa dan Sekretaris PPS Kebunsiri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika Amalia Desi Awom.
"Kedua pejuang pemilu tersebut dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (1/5/2019) karena kelelahan atau capek sangat bertugas di mana sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner Badan Pengawas Pemilu Papua, Anugerah Patta, mengatakan, banyaknya petugas KPPS dan juga anggota Polri yang meninggal dunia maupun sakit saat bertugas menujukkan bahwa penyelenggara pemilu tidak bermain-main dalam mengawal serta mewujudkan demokrasi melalui pilpres dan pileg.
"Pemilu 2019 sangat rumit dan menyita banyak waktu, tenaga serta pikiran dari para petugas penyelenggara dalam mengawal prosesnya," katanya.
Dikatakannya, petugas KPPS harus menghitung semua surat suara secara berurutan mulai presiden, DPD, DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, yang membutuhkan waktu lebih dari sembilan jam tanpa henti untuk menghitungnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Lagi, Satu Petugas KPPS di Depok Meninggal Dunia
-
Jumlah Petugas Penyelenggara Pemilu yang Meninggal di Banyumas Bertambah
-
Jaga TPS 21 Jam Nonstop, Ketua KPPS di Surabaya Meninggal Sakit Jantung
-
KPU Susun Juknis Untuk Santunan Keluarga KPPS yang Sakit Hingga Wafat
-
Update KPU: 331 Petugas KPPS Meninggal Dunia, Jawa Barat Terbanyak
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional