Suara.com - Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI telah menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2019 di luar negeri. Sebanyak 129 wilayah kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dari total 130 telah selesai direkap.
Komisioner KPU RI, Evi Novida Ginting mengatakan satu wilayah kerja PPLN yang belum dilakukan rekapitulasi yakni Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Evi, rekapitulasi suara di Kuala Lumpur masih menunggu pemungutan suara ulang (PSU) atas rekomendasi Bawaslu RI menyusul adanya temuan surat suara tercoblos tempo lalu.
"Untuk rekapitulasi pembacaan dan juga pengesahan dari 130, kecuali Kuala Lumpur yang belum kita lakukan rekapitulasinya. Yang lain sudah kita lakukan ya ini makanya kita menunggu untuk itu dulu," ujar Evi di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019) malam.
Dari 129 wilayah kerja PPLN yang telah direkapitulasi dengan jumlah daftar pemilih sekitar 1,4 juta orang, ada sekitar 700 ribu yang menggunakan hak pilihnya. Adapun, partisipasi pemilih luar negeri sekitar 49-50 persen.
Evi menjelaskan, terkait hasil perolehan suara pilpres dan pileg di luar negeri akan diumumkan oleh KPU RI bersamaan dengan hasil perolehan suara pemilu di dalam negeri pada tanggal 22 Mei setelah dilakukan rekapitulasi tingkat nasional.
Bersamaan dengan itu, Evi juga terima kasih kepada PPLN dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang turut mensukseskan pelaksanaan Pemilu 2019.
"Kami berterima kasih kepada mereka karena telah menyelesaikan seluruh proses tahapan Pemilu sehingga kami bisa menyelesaikan juga rekapitulasi di tingkat KPU RI untuk Pemilu Luar Negeri," katanya.
Baca Juga: PKS Usulkan Bentuk Pansus Pemilu 2019, KPU: Tak Perlu
Berita Terkait
-
PKS Usulkan Bentuk Pansus Pemilu 2019, KPU: Tak Perlu
-
UGM: Kematian Petugas Pemilu Diduga karena Kelelahan hingga Depresi
-
Andi Arief Minta Kader PD Tak Tanggapi Para Sumbu Pendek, Sindir Siapa?
-
Megawati: Kalah Menang Itu Biasa, Jangan Langgar Konstitusi
-
Makan Korban Jiwa, Megawati Minta Sistem Pemilu Dievaluasi
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan
-
'Geruduk' Istana di Hari Tani, Petani Sodorkan 6 Tuntutan Keras untuk Prabowo: Cabut UU Cipta Kerja!
-
Nahas! Tukang Kerupuk di Tangerang Ditikam Gegara Dituduh Rebut Lapak, Begini Nasibnya!
-
Dr. Tan Shot Yen Kritik MBG Isi Burger: Beri Anak Kapurung dan Ikan Kuah Asam
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?