Suara.com - Potret langka ketika kelompok mayoritas Sunni di Indonesia berbuka puasa bersama dengan kaum Syiah dan Ahmadiyah sebagai minoritas. Syiah dan Ahmadiyah sering dianggap sesat bagi kelompok intoleran. Namun di Bandung, mereka bertemu dan berpuka puasa bersama.
Para pemuka agama dan jemaat dari tiga kelompok ini mendiskusikan konsep ‘Imam Mahdi’ dalam diskusi yang diklaim sebagai yang terbuka dan pertama dilakukan di Indonesia, dan masuk ranah teologis. Acara “Kajian Konsep Kemahdian menurut Mazhab-Mazhab Islam” yang digelar di Aula Muthahari, Bandung, Senin (13/5/2019) sore, ini juga diakhiri dengan buka puasa bersama.
Agus Zainal Mubarok, mewakili kelompok Sunni, mengatakan selama ini dialog intra-Islam dibangun atas dasar silaturahmi antar pemimpin agama. Baru kali ini, ujarnya, dialog itu makin berkualitas karena berani membahas inti ajaran secara terbuka.
“Banyak sebetulnya yang sudah dilakukan. Hanya memang kalau hal-hal yang bersifat masih sensitif secara publik, kita lakukan dengan terbuka antar tokoh-tokoh agamanya (saja),” ujarnya kepada VOA di tengah-tengah acara.
Dalam Islam, Imam Mahdi adalah sosok yang ditunjuk Allah SWT untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di akhir zaman. Mengenai siapa dan bagaimana ditunjuknya Imam Mahdi, dimaknai berbeda oleh Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah.
Konsep ini menjadi salah satu inti dialog intra-Islam, di samping tentang penerus sah Nabi Muhammad dan konsep nabi terakhir.
Dalam gelar wicara tiga jam ini, masing-masing pemuka agama mengemukakan tafsirannya mengenai Imam Mahdi, yang diakhiri dengan komitmen membangun saling pengertian di atas perbedaan metode tafsir.
Ridwan Buton, dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengatakan dialog ini sangat sehat, berbeda dengan banyak debat kusir yang dipublikasikan di kanal Youtube.
“Ini indah sekali. Berharap ada dialog-dialog dan komunikasi yang sehat seperti ini supaya betul-betul negara kita aman, kemudian kita jauh dari saling hasut,” jelas lelaki yang sehari-hari berdinas di Bogor ini.
Baca Juga: Warga Ahmadiyah Dilarang Golput
Agama Islam, imbuh Ridwan, mengajarkan dialog yang sehat. Hal itu, ujarnya, dinyatakan dalam Alquran an-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada Jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara baik.”
“Kalau dialog pakai cara Alquran, mari kita duduk sama-sama. Apa pandangan Anda? Apa dalil Anda? Lawan pun akan jadi kawan. Yang tidak kenal akan jadi kenal dan kita akan saling mengasihi,” tambahnya.
Sementara Miftah Rahmat dari Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) mengatakan dialog ini menjadi kesempatan orang untuk merobohkan prasangka.
“Saya kira ini sangat konstruktif. Insya Allah silaturahmi pertemuan semacam ini dapat mencairkan berbagai hal yang mungkin selama ini mengendap—yang tidak tersampaikan, tidak tertanyakan—dengan perbanyak ruang interaksi, Insya Allah, bisa mencair,” ujarnya.
Miftah menambahkan, di antara perbedaan antar-denominasi ini, semuanya sepakat soal akhlak atau perilaku baik. Karena itu, ujarnya, setiap orang harus ‘berlomba dalam kebaikan’ sebagaimana diperintahkan kitab suci.
“Bahwa kita harus menghormati sesama kita, tidak boleh memfitnah, riba, menyebarkan dusta dan hoaks. Saya kira itu semuanya kita sepakat. Marilah kita mulai dari yang disepakati,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina