Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik memastikan, partai tempat ia bernaung tidak berutang apapun kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Rachland Nashidik menyebut bila partai yang dikomandani oleh Susilo Bambang Yudhoyono tersebut sudah berjuang mati-matian dalam kontestasi Pilpres 2019 untuk memenangkan Prabowo-Sandi.
Hal tersebut disampaikan melalui akun Twitter @rachlandnashidik. Partai Demokrat telah menunjukkan komitmennya dalam koalisi untuk berjuang meskipun tak mendapatkan dampak positif apapun dari pertarungan tersebut.
"Demokrat tak berutang apapun. Kami sudah berjuang sekeras-kerasnya dalam koalisi. Kami kirim kader ke garis depan. Beri ide dan kritik. Strategi dan taktik. Jejak kami nyata. Padahal tak dapat coattail effect dari Prabowo-Sandi. Meski tak kebagian kardus dan perolehan suara turun," kata Rachland Nashidik seperti dikutip Suara.com, Sabtu (18/5/2019).
Rachland Nashidik menjelaskan, sejak awal partai Demokrat tidak pernah meminta untuk bergabung dalam koalisi Prabowo-Sandi. Justru Prabowo Subianto lah yang mendatangi SBY untuk meminta agar Partai Demokrat bergabung.
Bahkan, Prabowo Subianto pun sempat meminta agar putra sulung SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendampingnya dalam Pilpres 2019. Pasalnya, AHY memiliki elektabilitas yang terbilang cukup tinggi dari sejumlah lembaga survei.
"Silakan tanya pada Pak Prabowo sendiri. Kami tak pernah memohon bergabung dengan koalisinya. Adalah Pak Prabowo yang datang pada kami, bukan sebaliknya. Saat itu kami tengah berjuang membuat poros ketika. Kami memutuskan bergabung meski tak kebagian kardus dan AHY ditelikung," ungkapnya.
Permohonan untuk meminang AHY telah disampaikan, tapi pada akhirnya Prabowo Subiangto justru memilih Sandiaga Uno sebagai pendamping di detik terakhir. Meski AHY telah ditelikung, Partai Demokrat tetap menentukan arah mendukung Prabowo-Sandi.
"Silahkan tanya Pak Prabowo. Saat itu beliau datang pada kami meminta AHY karena elektabilitasnya sebagai Cawapres terhitung paling tinggi di semua survey. Kami tetap bergabung kendati AHY ditelikung. Padahal tak ada aturan UU yang mewajibkan kami berkoalisi dalam Pilpres," tegasnya.
Baca Juga: Ditangkap Usai Ceramah, Ketua GNPF Ulama Bogor Jadi Tersangka Seruan Jihad
Sebelumnya, Partai Demokrat dituding tidak memiliki prinsip atau abu-abu dalam Pilpres 2019. Sebab, beberapa politisi Partain Demokrat justru meluncurkan serangan terhadap Prabowo-Sandi, salah satunya Andi Arief.
Belum lama ini, AHY pun sempat bertemu Presiden Jokowi dan berbicara empat mata dengannya. Dilanjutkan dengan kehadiran AHY dalam pertemuan tokoh dan pimpinan daerah yang tak dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba
-
Nyaris 7.000 Siswa Keracunan, Cak Imin Janji Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis
-
Adu Kekayaan Mardiono Vs Agus Suparmanto, Saling Klaim Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP