Suara.com - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyikapi soal rekonsiliasi politik yang tak kunjung terwujud antara Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Dirinya menilai pertemuan itu bukan untuk menandakan Prabowo menerima kekalahannya.
Ferdinand bingung mengapa itikad baik tersebut sulit diwujudkan. Padahal menurutnya tidak ada yang salah bila melihat pertemuan itu bisa dilakukan.
"Memangnya kalau Prabowo dengan Jokowi itu bertemu, apakah artinya Prabowo kalah? Kan tidak demikian. Jadi apa yang salah dengan pertemuan itu?," cuit Ferdinand di akun Twitternya @Ferdinand_Haean2 pada Selasa (28/5/2019).
Ferdinand kemudian melemparkan kebingungannya melihat ada pihak yang mengharamkan sebuah silahturahmi. Hal itu diungkapkan lantaran menurutnya sebuah pertemuan tersebut tidak akan mengubah perjuangan masing-masing.
"Kenapa orang jaman sekarang jadi mengharamkan silaturahmi? Bukankah perjuangan tetap bisa diteruskan meski bertemu?," katanya.
Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo usai Pemilu 2019 belum menemukan titik terang. Prabowo sempat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara diam-diam. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno membenarkan pertemuan itu.
Dalam pertemuan kedua tokoh itu, Sandiaga mengatakan banyak hal yang dibicarakan termasuk soal aksi damai dan kerusuhan 22 Mei.
Sandiaga menjelaskan, Prabowo memastikan kepada JK bakal menempuh jalan konstitusional. Prabowo menemui JK yang merupakan pejabat negara, juga termasuk dalam jalur tersebut.
"Tentunya itu adalah bagian komunikasi politik. Pak Prabowo menyampaikan ini langkah yang akan ditempuh sesuai undang-undang, sesuai tahapan konstitusi," ujar Sandiaga usai salat Jumat di Masjid At Taqwa, Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
Baca Juga: Hanya 1 Jam di Dubai, Pesawat Prabowo 6 Jam Kemudian Mendarat di Austria
Berita Terkait
-
Hanya 1 Jam di Dubai, Pesawat Prabowo 6 Jam Kemudian Mendarat di Austria
-
Naik Jet Pribadi, Prabowo ke Dubai Jelang Lebaran untuk Lakukan 2 Hal Ini
-
PP Muhammadiyah Minta JK Jadi Mediator Pertemuan Jokowi-Prabowo
-
Pengamanan Jokowi Diperketat Sejak Ada Ancaman Pembunuhan Pejabat Negara
-
Korsel dan India Ikut Bidding Olimpiade 2032, Indonesia Tak Gentar
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba
-
Nyaris 7.000 Siswa Keracunan, Cak Imin Janji Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis
-
Adu Kekayaan Mardiono Vs Agus Suparmanto, Saling Klaim Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Kasad Maruli Pimpin Kenaikan Pangkat 65 Jenderal TNI AD, 3 di Antaranya Sandang Pangkat Letjen
-
Parade Bintang di Lautan: 67 Jenderal TNI AL Naik Pangkat, KSAL Pimpin Langsung Upacara Sakral
-
Momen Eks Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Tinggalkan Bui, Dikawal Ketat di Pernikahan Anak
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Mendagri Tekankan Efisiensi Anggaran dalam Konsinyering RKA 2026
-
Kekayaan Mardiono yang Terpilih Jadi Ketum PPP, Tembus Triliun di LHKPN