Suara.com - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Badaruddin mengatakan pihaknya akan bekerja secara proporsional untuk menelusuri jika ada aliran dana saat berlangsungnya aksi 21-22 Mei 2019 beberapa hari lalu yang berujung ricuh.
Kata Kiagus, jika ada transaksi yang mencurigakan, PPATK langsung menelusuri dan melaporkan kepada pihak yang berkompeten.
"Ya kita proporsional sajalah. artinya kalau kami lihat sangat menonjol, kami melakukan penelusuran, dan kami laporkan ke pihak yang berkompeten," ujar Kiagus, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Menurutnya, saat ini PPATK masih menunggu permintaan dari kepolisian untuk menelusuri aliran dana saat berlangsungnya aksi yang berujung kepada kerusuhan di beberapa lokasi di Jakarta.
"Sekarang itu kami masih menunggu, masih menunggu permintaan (polisi), karena kami tidak tahu nama-nama yang melakukan itu kan belum tahu. hanya beberapa orang yang kita tahu," kata dia.
Kiagus menuturkan secara resmi, PPATK belum menerima permintaan dari kepolisian. Namun kata dia, bisa saja analis di PPATK sudah berkoordinasi dengan para penyidik di Polri.
"Kalau secara resminya iya. Kami menunggu permintaan. tapi bisa saja di level teknis, antara penyidik dengan teman-teman di analis, sudah berkoordinasi, bisa saja," tandasnya.
Diketahui, polisi telah menyita sejumlah amplop berisi uang Rp 5 juta dari tersangka kasus kerusuhan di Petamburan, Jakarta Barat. Selain itu, uang dolar Amerika Serikat turut ditemukan dari peserta aksi 22 Mei di kawasan Bawaslu RI, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Wiranto Nilai People Power Amien Rais saat Aksi 22 Mei Gagal Total
Berita Terkait
-
HK Dapat Rp 150 Juta buat Beli Senjata Guna Tembak Mati 4 Pejabat Negara
-
Komnas HAM Yakin 4 Korban Kerusuhan 22 Mei Ditembak Peluru Tajam
-
Ajak Lempar Kotoran Manusia ke Polisi saat Rusuh 22 Mei, 2 Orang Dibekuk
-
Video Detik-detik Ambulans Gerindra Kasih Duit ke Pendemo Rusuh 22 Mei
-
11 Provokator Kerusuhan 22 Mei Terancam Kurungan Penjara Lebih dari 5 Tahun
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice
-
Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso Ditahan KPK, Diduga Terima Duit Panas Jual Beli Gas