Suara.com - Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean geram atas tudingan menghasut perang Aceh yang ditujukan padanya. Ia lantas menyerang balik Zulfikar Akbar, wartawan senior asal Aceh yang melontarkan tuduhan itu.
Adu argumen keduanya bermula dari cuitan Ferdinand Hutahaean pada Rabu (29/5/2019) lalu. Ia mengaku, gasasan referendum Aceh disetujui oleh banyak teman-temannya yang berasal dari provinsi di ujung barat Indonesia itu.
"Saya belakangan ini banyak bertemu dengan sahabat-sahabat saya orang Aceh. Mereka pun setuju dengan gagasan referendum. Saya sudah berkali-kali ingatkan pemerintah, ketidak adilan akan melahirkan perlawanan, dan penindasan adalah api revolusi," tulis Ferdinand Hutahaean.
Zulfikar Akbar kemudian menanggapi komentar Ferdinand Hutahaean tentang Referendum Aceh tersebut. Menurutnya, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat itu telah membangkitkan amarah masyarakat Aceh agar melakukan pemberontakan.
"Dulu Pak @SBYudhoyono dgn @Pak_JK mengusahakan Aceh damai setelah sekian lama perang. Saya juga hidup dalam perang. Dan, sekarang Anda menghasut untuk perang. Jadi, sebagai orang Aceh, berdarah Aceh, saya mau bilang, Bung @FerdinandHaean2, pikiran Anda tidak berguna (bahasa dihaluskan -red)," cuit @zoelfick, Kamis (30/5/2019).
Ferdinand Hutahaean pun tak terima dengan anggapan Zulfikar Akbar tentangnya.
Ia membantahnya dengan menambahkan penjelasan bahwa selama ini ia selalu menganjurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tak mengabaikan seruan tentang Referendum Aceh. Dirinya juga mendesak agar Jokowi segera membuat pertemuan dengan mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sekaligus Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf.
"Pernyataan Anda nyampah. Di semua momen saya usulkan agar Jokowi segera bertemu Muzakir Manaf, diskusi tentang mengapa referendum mencuat. Pertemuan itu penting agar isunya tidak meluas," tegasnya.
Pada Senin (27/5/2019) malam lalu, Muzakir Manaf alias Mualem menyerukan pernyataan tentang Referendum Aceh. Seruan itu ia sampaikan dalam sambutannya di acara peringatan Haul ke-9 Wali Neugara Aceh Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan buka bersama di Banda Aceh.
Baca Juga: Jokowi yang Cukur Rambut Ferdinand Hutahaean yang Sewot
"Alhamudlillah, kita melihat saat ini, negara kita di Indonesia tak jelas soal keadilan dan demokrasi. Indonesia di ambang kehancuran dari sisi apa saja. Itu sebabnya, maaf Pak Pangdam, ke depan Aceh kita minta referendum saja," ujar Muzakir Manaf, disambut tepuk tangan dan yel-yel "Hidup Mualem!"
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto kemudian menduga, adanya seruan Referendum Aceh disebabkan kekecewaan terkait turunnya suara Partai Aceh di Pemilihan Kepala Daerah, yang kemudian merembet ke Pilpres 2019.
"Ya boleh jadi, mungkin ada kekecewaan karena Pilgub kalah, dan Partai Aceh kursinya merosot ya. Kalau tak salah Pemilu 2009 kursinya 33, lalu 2014 tinggal 29, sekarang kalau tak salah tinggal 18 kursi. Sangat boleh jadi (karena pemilu) saya katakan," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Berita Terkait
-
Wiranto Duga Seruan Referendum karena Suara Partai Aceh Merosot
-
Wiranto Ancam Muzakir Manaf Kena Sanksi Hukum karena Serukan Referendum
-
Eks Panglima GAM Serukan Referendum, Moeldoko: Itu Emosi Saja karena Kalah
-
Seruan Referendum Aceh, Wiranto: Itu Sudah Selesai, Referendum Hanya Wacana
-
GMNI Aceh Tenggara: Referendum Manuver Politik Mualem, Dia Timses Prabowo
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona