Suara.com - Adanya alih fungsi lahan dari kawasan rawa menjadi perumahan disinyalir menjadi faktor terjadinya banjir yang terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Hukum alam paling dasar adalah air selalu menempati kawasan paling rendah, jika kawasan rendah hilang, maka ia akan meluber liar yang kemudian menjadi banjir," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Misman dilansir dari Antara, Senin (10/6/2019).
Misman mengemukakan rawa menjadi tempat paling potensial sebagai wadah parkir air hujan sebelum dialirkan ke sungai secara perlahan.
Namun rawa tersebut makin lama makin habis karena dialihfungsikan, terutama untuk perumahan oleh pengembang dan untuk pemukiman pribadi secara tidak ramah lingkungan.
Lebih jauh, ia menjelaskan ketika hujan turun maupun sungai pasang, air tidak bisa lagi masuk ke areal rawa. Sehingga, air akan menempati ruangannya sendiri atau yang disebut daerah aliran sungai (DAS) meski rawa tersebut telah diuruk, karena dulunya lokasi itu adalah ruang sungai, bukan lahan masyarakat seperti sekarang.
Ia juga mengatakan ketika ada banjir, Sungai Karang Mumus (SKM) jangan dikambinghitamkan karena airnya meluap. Namun, ia menegaskan yang perlu disalahkan adalah oknum yang telah menguruk rawa .
Parahnya lagi, lanjut, Misman, sekarang pemerintah membuat taman di bantaran SKM dan taman tersebut disemen, sehingga hal ini tentu saja menghilangkan daerah resapan air. Semestinya taman yang dibuat harus ramah lingkungan.
"Kalau sudah begini, lantas apa yang dilakukan? Samarinda ini masih bisa kok diselamatkan dari bencana banjir yang lebih besar lagi. Banyak cara yang bisa dilakukan, jangan membangun hanya memasang slogan smart city, tapi nyatanya tidak ramah lingkungan," katanya.
Ia meminta agar jangan lagi memberi izin untuk mengalihfungsikan rawa, kawasan di sepanjang sungai dan riparian atau tumbuhan yang hidup dan berkembang di tepi-tepi sungai harus dijaga.
Baca Juga: Banjir Kepung Samarinda Sejak Lebaran, 2.327 Jiwa Terdampak
"Dalam empat tahun terakhir, GMSS-SKM masih berusaha membantu Samarinda untuk menghindarkan dari bencana yang lebih besar, diantaranya adalah dengan menanam pohon yang saat ini sudah tertanam sekitar 10.000 pohon khas sungai," katanya.
Untuk diketahui, sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, masih terkepung banjir sehingga mengganggu warga yang akan bekerja maupun beraktivitas lain. Berdasarkan catatan yang dihimpun Minggu (9/6/2019), di daerah Sempaja Timur tercatat 735 KK atau sekitar 2.327 jiwa terdampak banjir.
Diprediksi pada Senin hari ini, genangan air mengalami peningkatan seiring terjadinya pasang di Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus. (Antara)
Berita Terkait
-
Banjir Kepung Samarinda Sejak Lebaran, 2.327 Jiwa Terdampak
-
Kementan Optimistis Program Serasi Mampu Tingkatkan Produksi Pertanian
-
Kementan Minta Lahan Pasang Surut di Banyuasin Selesai Akhir Mei
-
Demi Selamatkan Rawa dan Sejahterakan Petani, Kementan Gelar Workshop
-
Optimalkan Lahan Rawa, Pemerintah Lakukan Program Serasi
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Jejak Suap Ratusan Juta Terhenti di BSD, KPK Borgol Menas Erwin, Bos Penyuap Eks Sekretaris MA
-
6 Siswa SDN 07 Pulogebang Mendadak Muntah Usai Santap Menu MBG, Kol Rebus Jadi Biang Kerok?
-
Skandal Korupsi Chromebook Seret Eks Menteri Jokowi! Apa Peran Abdullah Azwar Anas?
-
Terseret Kasus Chromebook, Ini Profil Abdullah Azwar Anas, Eks Menteri Jokowi Kini Diperiksa Jaksa
-
Dandhy Laksono Murka: Tak Ada Satupun Pejabat Mundur atau Dipenjara atas Kelalaian Program MBG?
-
Bukan Lagi Kementerian, DPR dan Pemerintah Sepakat Transformasi BUMN Jadi Badan
-
Warga Jakarta Keluhkan Kemacetan Rabu Sore, Polisi Sebut Ini Penyebabnya
-
Skandal Chromebook Makin Panas, Giliran Eks Menpan RB Azwar Anas Diperiksa Kejagung, Ada Apa?
-
Uji Coba Penyaluran Bansos Digital Bakal Dilakukan di Banyuwangi, Prabowo Dijadwalkan Hadir
-
Sudah Ada Kasus Keracunan MBG di Jakarta, Begini Respons Pramono Anung