Suara.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengisyaratkan sikap partainya yang akan kembali bertindak sebagai oposisi di masa pemerintahan 2019-2024. Oposisi dinilainya sebagai satu instrumen penting dalam demokrasi.
Mardani mengatakan oposisi adalah salah satu bentuk upaya membangun negeri karena berperan mengawasi kebijakan pemerintah.
"Oposisi (Partai maupun rakyat) sebagai penyeimbang atas kekuasaan, melakukan pengawasan dan pengawalan agar pemerintahan berjalan sesuai koridor dan tidak sewenang-wenang. Yang baik didukung, yang kurang baik kita kritisi, yang buruk kita tolak," kata Mardani dikutip Suara.com dari Twitternya, Minggu (30/6/2019).
Dia menambahkan bukan tidak mungkin kelompok oposisi suatu saat nanti bisa berbalik menjadi kelompok pemerintah yang juga akan diawasi oleh kelompok oposisi lain.
"Dan tentu saja jumlah rakyat yang "oposisi" bisa saja berubah dari angka 68 juta, hal tersebut itu bergantung pada situasi dan kondisi psikologis serta kebijakan pemerintah," ucapnya.
Mardani menjelaskan meski dalam Pemilu 2019 ini menunjukkan kelompok koalisi pemerintah lebih banyak dari kelompok oposisi, dia yakin suara oposisi tetap akan terdengar karena mewakili rakyat.
"Sudah mulai terbangun Oposisi Rakyat, sehingga meskipun hanya 1 atau 2 partai yang beroposisi, akan mempunyai dukungan yang kuat yang saling mengisi untuk kritis dan menjaga negeri," tegasnya.
Sebelumnya, diisukan kelompok oposisi akan semakin sedikit dengan mayoritas kelompok koalisi pemerintah yang memenangkan Pemilu 2019. Keretakan di kubu oposisi juga semakin memperkuat isu tersebut.
Baca Juga: Detik-detik Penetapan Jokowi-Ma'ruf, KPU Harap Prabowo-Sandi Hadir
Berita Terkait
-
Catat, Juli 2019 Jadi Waktu Terbaik Melihat Saturnus
-
PDIP Nilai Jokowi - Ma'ruf Tak Perlu Bagi Kue Kekuasaan ke Kaum Oposan
-
Pilih Jadi Penyeimbang, Demokrat Minta Tak Digoda Masuk Koalisi Pemerintah
-
Koalisi dengan PKS di Pilkada Depok?, Gerindra: Akan Diputuskan di Akhir
-
Demokrat Minta Bubarkan Koalisi Pilpres 2019, Mardani: Usulan Kurang Bijak
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor