Suara.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo membeberkan alasan mengapa organisasi Jamaah Islamiah (JI), underbouw Al-Qaeda masih bertahan hidup hingga saat ini.
Berdasarkan penelusuran, kata Dedi, kelima anggota teroris asal JI yang baru dibekuk tim Densus 88 Antiteror memiliki usaha di bidang perkebunan sawit.
“Kemudian ini sedang dikembangkan, tahapan pembangunan kekuatan ini tentunya harus didukung oleh kemampuan ekonomi mereka sedang mengembangkan basik ekonomi mereka itu dengan beberapa usaha yang mereka bangun yaitu usaha kebun,” ucap Dedi di Mabes Polri, Senin (1/7/2019).
Dedi menerangkan, mereka memunyai usaha perkebunan sawit yang cukup besar di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dari usaha itu, mereka mampu memberi gaji anggotanya dengan upah 10 hingga 15 juta rupiah.
"Kelompok JI ini tidak hanya memiliki kekuatan intelijen dan militer yang matang, tetapi juga ada kekuatan di bidang ekonomi. Mereka yang gabung itu diberikan gaji Rp 10 juta - Rp 15 juta. Usahnya di bidang sawit cukup besar ada di wilayah Sumatra dan Kalimantan," sambungnya.
Dedi menambahkan, Jamaah Islamiah tengah berupaya membentuk negara khilafah di Indonesia. Dari usaha sawit itulah, mereka mampu membiayai aksi terorisme.
"Perkebunan sawit itu menghasilkan uang untuk membiayai aksi juga untuk membiayai organisasi dan juga untuk membiayai gaji daripada pejabat atau orang di dalam struktur Jaringan JI,” tandasnya.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror meringkus lelaki bernama Para Wijayanto di hotel kawasan Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6) akhir pekan lalu. Wijayanto merupakan anggota kelompok teroris legendaris JI.
Wijayanto memunyai sejumlah nom de guerre atau nama samaran seperti Abang, Adji Pangestu, Abu Askari, Ahmad Arief, dan Ahmad Fauzi Utomo.
Baca Juga: Kiprah Teroris Wijayanto: Jadi Intelijen JI dan Penyuplai Logistik di Poso
Tak sendirian, Wijayanto diciduk bersama istrinya, Masitha Yasmin dan seorang penghubung bernama Budi Suyoso. Esoknya pada Minggu (30/6/2019), Densus 88 kembali menangkap dua terduga teroris lainnya, yakni Abdurahman dan Budi Tri alias Khaidir alias Gani.
Abdurahman yang merupakan tangan kanan Wijayanto diciduk polisi di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat. Sementara, Budi Tri yang merupakan pimpinan JI Jawa Timur diciduk di kawasan Ponorogo, Jawa Timur.
Berita Terkait
-
Amir Kelompok Teroris Legendaris JI Dibekuk, Ternyata Sarjana Teknik
-
Cegah Anak Terlibat Terorisme, Keluarga Pegang Peranan Penting
-
Jelang Putusan MK, Ketua JAS dan Anggota MMI Diringkus Polisi
-
32 Terduga Teroris Kalteng Mulai Dideradikalisasi, Mayoritas Anak-anak
-
Mabes Polri: Anggota Polisi Tak Perlu Berhenti Jika Jadi Pimpinan KPK
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis