Suara.com - Mehdi, Tim Media Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq membantah pihaknya terlibat atau berafiliasi dengan politik. Mehdi mengatakan tidak ada maksud politis di dalam running text atau teks berjalan yang berisi imbauan soal kecurangan yang menghebohkan jagat media sosial.
Mehdi menuturkan, fungsi dari teks berjalan itu sendiri digunakan pengurus Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk media dakwah dan komunikasi. Dalam teks berjalan, kata Mehdi, pihaknya kerap mengutip kalimat atau terjemahan dari beberapa hadis, ayat Alqur'an yang atau sekedar ajakan untuk beribadah.
Terkait kalimat imbauan soal kecurangan yang ada pada teks berjalan tersebut, ia menyebut hal itu merupakan terjemahan dari salah satu ayat di surah Al-Muthaffifin.
"Sebenarnya kalimat itu adalah salah satu makna dari tafsiran surat Al-Muthaffifin," kata Mehdi saat ditemui di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (5/7/2019).
Meski demikian, ia tidak mempersoalkan jika teks berjalan tersebut dimaknai berbeda oleh sebagian masyarakat. Mehdi memilih untuk menyerahkan kepada pribadi masing-masing.
"Intinya tidak ada arahan kita untuk membawa suatu rumor karena kita tidak ada kepentingan politik praktis, dan memang Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak terkait dan terafiliasi politik," tegasnya.
Menurutnya, kalimat dalam teks berjalan di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq selalu berganti-ganti. Isi dari teks tersebut diantaranya terkait ajakan salat dan berbagai informasi terkait kegiatan di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq.
"Sebenarnya imbauan itu bukan soal kecurangan saja, tetapi soal ibadah, amaliah yang lain juga ada, dan berganti-ganti tiap harinya," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, jagat media sosial sempat dibuat heboh dengan beredarnya video yang menampilkan running text atau teks berjalan yang diduga bermuatan politik di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur.
Baca Juga: Politisi Nasdem Sarankan Gerindra, PKS, dan PAN Tetap Jadi Oposisi
Video tersebut diunggah melalui akun Twitter @dwiyana_dkm. Video tersebut merekam tiap tulisan yang muncul dari running text yang dipasang di bagian depan masjid.
Dalam video berdurasi 42 detik tersebut, awalnya tulisan dalam running text berisi ucapan selamat datang.
Namun, setelah ucapan selamat datang tersebut langsung berganti dengan tulisan bermuatan politik yang menggambarkan Pilpres 2019.
"Selamat datang di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Cawang Otista. Yang menang belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina," demikian tulisan yang muncul dalam running text seperti dikutip Suara.com.
Setelah itu, muncul tulisan "Yang curang pasti celaka, yang curang pasti celaka". Penayangan kalimat tersebut diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya, muncul tulisan baru yakni "Yang menangkan belum tentu mulia, yang kalah belum tentu hina. Yang curang pasti celaka".
Tulisan-tulisan tersebut belakangan sering muncul pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh dalil gugatan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Kendati begitu, running text atau teks berjalan yang diduga bermuatan politik di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Cawang, Jakarta Timur, kini telah dihapus. Teks berjalan tersebut dihapus setelah aparat kepolisian dari Polsek Jatinegara menemui salah satu pengurus masjid.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu