Suara.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah untuk segera membuat peta kanker. Desakan YLKI tersebut diungkapkan guna tidak ada Sutopo lainnya.
Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menghembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou China pada Minggu (7/7/19), karena terjerat kanker paru stadium empat. Meskipun Sutopo bukan perokok aktif. Namun ia tidak dapat terhindarkan menjadi perokok pasif karena berada di dalam lingkungan perokok.
"Padahal almarhum mengaku menjaga perilaku hidup sehat, dan tentu saja tidak merokok. Namun almarhum juga mengaku bahwa dirinya hidup dalam lingkungan kerja yang penuh asap rokok, dan tidak bisa menghindar karenanya," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/7/2019).
Hasil survei Riskesdas 2013, jumlah perokok pasif di Indonesia mencapai lebih dari 90 juta orang. 12 juta diantaranya ialah anak berusia 0-4 tahun atau balita. Dengan masuknya anak balita ke dalam perokok pasif, maka bisa dilihat adanya paparan asap rokok baik di tempat kerja atau lingkungan rumah sendiri.
"Faktor risiko perokok pasif terkena kanker paru adalah empat kali lipat, sedangkan perokok aktif adalah 13, 6 kali lipat," ujarnya.
Oleh karenanya, YLKI menilai kalau ketersediaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bersifat mutlak. Seluruh masyarakat semestinya bisa mendukung adanya KTR di semua lingkungan, termasuk area kantor. YLKI sempat menyayangkan karena banyak atasan dalam satu perusahaan yang malah merokok di ruangan tertutup.
"Almarhum Pak Sutopo adalah salah satu korban keganasan asap rokok di tempat kerjanya. Pak Sutopo adalah korban egoisme bahkan sadisme dari lingkungan kerjanya yang membara oleh asap rokok," ucapnya.
Lebih lanjut, YLKI juga melihat dengan banyaknya asap rokok di lingkungan pasif, populasi pengidap kanker di Indonesi meningkat sebanyak 0.4 persen. Di mana menurut riset Riskesdas 2018, prevalensi kanker di Indonesia meningkat menjadi 1,8 persen.
Baca Juga: Lepas Jenazah Sutopo, Kepala BNPB: Kami Telah Berikan Dokter Terbaik
"Oleh karena itu YLKI mendesak Pemerintah agar segera membuat "peta kanker" seperti yang dilakukan oleh Pemerintah China pada tahun 1960-an," katanya.
"Peta kanker tersebut sangat penting, sebagai basis (dasar) pembuatan peta jalan penanggulanan kanker di Indonesia. Sehingga penyakit kanker tidak kian mewabah," tandasnya.
Berita Terkait
-
Sedih, Begini Suasana Pemakaman Sutopo BNPB di Boyolali
-
Istri Sempat Pingsan Saat Jenazah Sutopo BNPB Tiba di Boyolali
-
Sutopo Flu Sebelum Meninggal Dunia, Ini Bedanya Flu Biasa dan Flu Pneumonia
-
Sebut Kucel hingga Kesaksian Pasien Lain, 5 Berita Populer tentang Sutopo
-
Jenazah Sutopo BNPB Tiba di Boyolali, Tangis Keluarga Pecah
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga