Suara.com - Aktivis pro demokrasi sekaligus artis beken Hong Kong, Denise Ho, dua kali diinterupsi seorang diplomat asal Beijing, China saat berpidato untuk Dewan Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa (HAM PBB), Senin (8/7/2019).
Dalam pidatonya, sang penyanyi pop mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap China.
Diberitakan Channel News Asia, ia mengutuk undang-undang yang baru-baru ini memicu krisis terburuk dalam sejarah Hong Kong, yakni undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke daratan China, yang saat ini masih ditangguhkan.
"Akankah PBB menggelar sidang darurat untuk melindungi rakyat Hong Kong?" tanyanya pada anggota dewan, dengan bersikeras bahwa kebebasan di Hong Kong sedang menghadapi serangan yang serius.
Pidato Denise Ho dua kali disela oleh sekretaris pertama dari utusan China, Dai Demao. Ia menilai Denise Ho tak tertib sebagai pembicara dan telah melanggar peraturan PBB.
Dai Demao menuding Deniso Ho melakukan penghinaan terhadap Beijing karena menyamakan Hong Kong dengan China, bukannya menyebut Hong Kong sebagai bagian dari China.
Setelah berpidato, Denise Ho mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya tidak memposisikan China dan Hong Kong pada level yang sama.
Namun, ia menambahkan, "Kita semua dalam bahaya di Hong Kong karena sebentar lagi akan menjadi kota baru (di China -red), di mana kita akan kehilangan kebebasan berbicara."
"Ini benar-benar titik kritis di mana kita bisa melindungi kota kita atau sebaliknya," tambahnya.
Baca Juga: Diprotes Jutaan Warga, RUU Ekstradisi Hong Kong Dinyatakan Batal
Para pengunjuk rasa ingin agar RUU Ekstradisi dihapuskan. Selain itu, mereka juga mendesak agar dilakukan penyelidikan independen terhadap taktik polisi yang digunakan terhadap para pengunjuk rasa, amnesti bagi mereka yang ditangkap.
Mereka bahkan menginginkan supaya pemimpin Hong Kong yang pro-Beijing Carrie Lam mundur.
Berita Terkait
-
Gunakan Buah Busuk, Gerai Bubble Tea Ini Diprotes Banyak Orang
-
Bisa Dihukum, Kota Ini Melarang Pria Memamerkan Perut di Area Publik
-
Diprotes Jutaan Warga, RUU Ekstradisi Hong Kong Dinyatakan Batal
-
CEK FAKTA: Viral Kornet Impor dari China Berisi Daging Manusia, Benarkah?
-
Gara-Gara Unggahan Istri di Medsos, Seorang Dokter Diskors
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Istana: Namanya Sudah Diusulkan, Tunggu Keputusan Presiden