Suara.com - Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute (TII) Rifqi Rachman menilai perpolitikan di Indonesia saat ini tengah dihangatkan dengan perebutan kursi menteri yang dilakukan oleh sejumlah parpol pendukung pemenang Pilpres 2019.
Padahal, menurutnya parpol mesti mementingkan pemberian pendidikan politik kepada seluruh pihak untuk mengembalikan nilai-nilai demokrasi.
Rifqi menyinggung soal rekonsiliasi yang diharapkan bisa terjadi antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto sebagai kontestan Pilpres 2019. Namun, rekonsiliasi itu nyatanya hanya berbunyi soal kepentingan politik para elit.
"Persoalan polarisasi di masyarakat, sebagai ekses yang paling masif dari berlangsungnya pemilu kemarin, hanya disinggung oleh beberapa tokoh tanpa pemaparan lebih lanjut," kata Rifqi melalui keterangan tertulisnya pada Kamis (11/7/2019).
"Di sinilah seharusnya partai poltik mengambil peran melalui pendidikan politik, bukan hanya pada kadernya saja, namun masyarakat secara luas,” sambungnya.
Rifqi menilai pendidikan politik itu penting didapatkan masyarakat agar memahami nilai-nilai demokrasi. Berkaca dari banyaknya polarisasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, tentu diharapkan Rifqi, pendidikan politik dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk lebih rasional dalam memutuskan sikap politiknya.
Berbicara soal rekonsiliasi, Rifqi menilai alangkah baiknya jika pembahasannya bisa lebih fokus kepada program yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.
Rifqi juga menekankan, apabila ada partai politik yang mau bergabung ke dalam bagian pemerintah harus memiliki visi dan misi yang sama untuk menghindar jadi bumerang untuk pemerintah itu sendiri.
Lebih lanjut, dia juga beranggapan jika partai politik tersebut bisa mengungkapkannya kepada publik supaya paham dengan tujuan parpol tersebut gabung dengan pemerintah adalah untuk memperjuangkan yang selama ini disuarakan rakyat.
Baca Juga: JK: Saat Ini Semua Partai Satu, Dapat Kursi dan Menteri Berapa
"Publik berhak untuk memahami, keuntungan apa yang akan mereka dapatkan ketika satu parpol merapat ke barisan pemerintah," ujarnya.
"Jangan sampai keputusan parpol untuk bergabung dalam pemerintahan hanya didasari hasrat kekuasaan. Selain berbahaya, hal ini dapat dimaknai juga sebagai pengingkaran partai kepada masyarakat yang sudah banyak berkorban saat memberikan dukungan di pemilu kemarin,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang