Suara.com - Dinas penanganan keadaan darurat Selandia Baru pada Jumat (19/7/2019) mengevakuasi sejumlah warga dari sebuah kawasan di Kota Chrischurch sehubungan dengan laporan kemungkinan ledakan gas, yang menyebabkan sebuah rumah terbakar dan beberapa orang cedera.
Kota pulau di wilayah selatan itu masih belum pulih dari ketegangan setelah empat bulan yang lalu seorang penembak membunuh 51 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan yang ia lancarkan di dua masjid di Christchurch.
Penembakan itu merupakan penembakan massal paling parah dalam sejarah Selandia Baru.
Tidak ada tanda-tanda bahwa ledakan hari Jumat menyebabkan dampak lebih luas pada aspek keamanan.
"Dinas Pemadam Kebakaran dan Kedaruratan Selandia Baru dihubungi karena ada sebuah rumah terbakar ... sekitar pukul 10.15 setelah menerima laporan soal ledakan gas yang besar," kata juru bicara dinas kebakaran Selandia Baru.
Empat mobil pemadam, satu unit komando beranggotakan para ahli serta seorang penyelidik kebakaran telah dikerahkan ke lokasi, katanya.
Kepolisian, dalam pernyataan awal, mengisyaratkan bahwa sejumlah orang mengalami luka-luka dalam insiden tersebut, yang terjadi di Northwood, kawasan permukiman di pinggir kota.
Laporan-laporan media massa menyebutkan enam orang sudah dibawa ke rumah sakit.
Polisi telah menutup beberapa jalan di sekitar rumah yang terbakar serta memindahkan para warga setelah kejadian, yang mereka sebut sebagai "insiden serius", itu.
Baca Juga: Dua Pesawat Tabrakan di Langit Selandia Baru, Dua Pilot Tewas
Seorang karyawan hotel di Christchurch, yang tak ingin disebutkan namanya, kepada surat kabar New Zeland Herald menceritakan bahwa suara seperti ledakan sempat menggetarkan gedung-gedung di sekitarnya.
"Lebih dari gempa bumi, kita bisa menyangka bahwa ada bom meledak," kata karyawan tersebut.
Polisi tidak menyebutkan penyebab insiden pada Jumat sementara sang juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran dan Kedaruratan mengatakan seorang penyelidik kebakaran sudah berada di lokasi tapi belum ada informasi soal penyebab kebakaran.
Sumber: Reuters/Antara
Berita Terkait
-
5 Anggapan Keliru Liburan ke Selandia Baru yang Wajib Diketahui
-
Per Juli 2019, Wisata ke Selandia Baru Dikenakan Tarif Khusus, Mengapa?
-
Mulai Juli 2019, Selandia Baru Larang Penggunaan Kantong Plastik
-
4 Destinasi Pelepas Rindu Warga Indonesia di Selandia Baru, Nomor 1 Favorit
-
Selandia Baru Apresiasi Indonesia Cetak Generasi Muda Pertanian
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf