Suara.com - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (persero) Sripeni Inten Cahyani menepis kabar yang menyebut pohon sengon menjadi penyebab terjadinya mati listrik secara massal atau Blackout di sejumlah daerah termasuk di Jakarta.
Sripeni menegaskan bahwa penyebab blackout bukan karena pohon sengon. Melainkan karena faktor lainnya yang ia sendiri belum bisa menyebutkan lantaran masih investigasi.
"Enggak (bukan akibat pohon sengon). Jadi kompleks, sistem Jawa-Bali itu sangat kompleks. Rekan-rekan perlu pahami bahwa sistem Jawa-Bali itu sangat kompleks, ada 250 pembangkit, kemudian 5.500 gardu induk, 5.000 KM sirkuit transmisi 500 KV dan 7.000 KM transmisi 150 KV," tutur Sripeni di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Kendari belum dapat dipastikan apa penyebab blackout, namun ia berujar bahwa mati listrik massal selama berjam-jam itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja semisal pohon.
"Jadi kalau persoalan pemadaman kemarin, itu bukan penyebab tunggal. Jadi mohon izin, berikan kami waktu untuk melakukan investigasi dan assesment dengan menyeluruh," kata Sripeni.
Sebelumnya, PT PLN (persero) meminta waktu untuk menginvestigasi penyebab terjadinya mati listrik secara massal selama berjam-jam atau blackout di separuh Pulau Jawa pada Minggu (4/8).
Permintaan tenggat waktu investigasi tersebut disampaikan langsung oleh plt. Direktur Utama PT PLN (persero) Sripeni Inten Cahyani saat memenuhi panggilam Komisi VII DPR RI.
"Kami sampaikan kepada Komisi VII DPR RI bahwa kami memohon waktu untuk melakukan langkah assessment atau investigasi dan kami sepakat untuk melaporkan hasil-hasil investigasi ini secara berkala kepada Komisi VII," ujar Sripeni.
Baca Juga: PLN Akan Potong Gaji Karyawan untuk Bayar Ganti Rugi Mati Lampu Massal
Berita Terkait
-
Ekspresi PLT Dirut PLN Usai Dipanggil Komisi VII DPR
-
Bayar Kompensasi Mati Lampu Massal, PLN Potong Gaji Karyawan
-
Dipanggil DPR, Plt Dirut PLN Ngaku Masalah Blackout Telah Selesai
-
Mati Lampu Banyak Artis Pindah ke Hotel, Ayu Ting Ting Pilih di Rumah
-
Mati Listrik Massal, PLN Pastikan 22 Juta Pelanggan akan Dapat Kompensasi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri