Suara.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menanggapi pernyataan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang meminta pemerintah segera mencabut pembatasan akses internet di Papua.
Terkait permintaan itu, Kemendagri meminta Lukas bersabar lantaran pembatasan akses internet dilakukan demi keamanan NKRI pasca-kerusuhan Papua.
Pelaksanaan Tugas (Plt) Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Malik mengatakan pembatasan sementara akses internet di Papua dan Papua Barat tidak jadi masalah lantaran demi keamanan NKRI.
"Ya untuk keamanan NKRI kan enggak ada persoalan, kita sakit minum obat kan pahit tuh, ya pahit sebentar tahan saja dulu," kata Akmal di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).
Lebih lanjut, Akmal mengatakan Kemendagri tidak akan memberikan rekomendasi agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) segera mencabut pembatasan akses internet di Papua dan Papua Barat. Sebab, Akmal menilai Kemenkominfo lah yang lebih memahami waktu yang tetap terkait dicabutnya pembatasan akses internet tersebut.
"Ya sementara, pasti Kemenkominfo lebih paham kapan harus mencabut, kan dokternya dia," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berencana menggugat pemerintah ke pengadilan perdata terkait pembatasan akses internet di Papua dan Papua Barat. Pemerintah dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum lantaran melakukan pembatasan akses internet tanpa dasar hukum yang jelas.
Selain itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe pun mengatakan banyak masyarakat dan pengusaha yang mengeluh atas pembatasan akses internet di Papua. Lukas berharap agar pemerintah pusat segera mencabut pembatasan akses internet tersebut.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Lenis Kogoya, Gubernur Papua: Dia Kepala Suku Apa?
Berita Terkait
-
Gubernur Papua Minta Pemerintah Segera Buka Blokir Internet
-
Blokir Internet di Papua Pasca Kerusuhan, Pemerintah Siap-siap akan Digugat
-
Batasi Internet di Papua, Rudiantara: Kalau di Negara Lain Sudah Ditutup
-
Internet Papua Diblokir, Fahri: Masalah Ditumpuk di Bawah Karpet Istana
-
Blokir Internet di Papua Belum Berakhir, Kominfo: Pakai SMS Saja
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting