Suara.com - Anggota Pansel KPK Hendardi tidak mempersoalkan kritikan yang disampaikan sejumlah pihak termasuk mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Pria yang akrab disapa BW itu sebelumnya menyebut Pansel KPK bak malaikat maut.
Hendardi menganggap Bambang memiliki hak untuk menyampaikan komentarnya dan menilai kinerja Pansel KPK.
"Enggak apa-apa lah, Bambang Widjojanto mau ngomong apa saja, ya, boleh saja," kata Hendardi saat ditemui di Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
"Tapi ada yang mau dengar atau enggak kan itu soal lain," ujar Hendardi menambahkan.
Sebelumnya Bambang sempat menilai Pansel KPK tak paham persoalan korupsi dan pemberantasannya. Pria yang akrab disapa BW itu kemudian menyangkan jika pada akhirnya Pansel dipaksa untuk menseleksi orang-orang sebagai kandidat pimpinan KPK periode 2019 - 2023.
"Saya melihat salah satu dan salah duanya pimpinan di tim, di seleksi pansel itu justru sudah paham semuanya, tapi justru tidak paham korupsi padahal dia panitia seleksi korupsi," uajr Bambang di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).
"Dia bisa menjawab semua kegundahan publik, tapi sebenarnya dia tidak bisa menjawab seluk beluk soal korupsi dan dia menjadi salah satu atau salah dua panitia seleksi," BW menambahkan.
Bambang juga menilai ketidakpahaman itu menjadikan tingkat kepercayaan publik kepada Pansel Capim KPK kian menghilang.
Ia kemudian menganggap Pansel KPK layaknya malaikat maut yang bakal mematikan KPK melalui orang-orang pilihannya untuk menduduki kursi pimpinan.
Baca Juga: Jubir KPK hingga Ketua YLBHI Dipolisikan, Ini Komentar ICW
"Kalau panitia seleksi seperti ini maka harapan publik untuk mendapatkan pimpinan KPK yang terbaik menjadi musnah, menjadi sirna," kata dia.
"Saya malah sedang berpikir-pikir jangan-jangan ini KPK sedang ditubi sakaratul maut dan para penjagalnya sebagiannya itu adalah anggota panitia seleksi, itu yang paling mengerikan," lanjut Bambang.
Berita Terkait
-
PP Muhammadiyah Kritik Pansel KPK, Hendardi: Ada Orang yang Main Politik
-
MAKI: WP KPK Sangat Tidak Nyaman Capim dari Kepolisian
-
Integritasnya Diragukan di Pansel, Hendardi: Mereka yang Sedang Berpolitik
-
Pansel Pastikan Tidak Akan Penuhi Undangan KPK Besok
-
Rangkaian Tes Capim KPK Usai, Pansel Kirim 10 Nama ke Presiden Hari Senin
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu