Suara.com - Bupati Muara Enim Ahmad Yani dan Bupati Bengkayang Suryadman Gidot terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini. Bupati Muara Enim kekinian sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Terkait itu, Sekjen Nasdem Johnny G. Plate menyayangkan adanya bupati yang ikut terjaring OTT tersebut. Johnny menuturkan kepala daerah yang terjerat kasus hukum karena bekerja tidak baik.
"Berarti kepala daerahnya kerja enggak bener, kalau enggak bener ya dibenerin. Tanggung jawab secara hukum," kata Plate di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Selain karena kinerja kepala daerah buruk, Johnny menganggap banyaknya OTT yang dilakukan juga membuktikan bahwa sistem pencegahan korupsi belum maksimal. Sehingga praktik-praktik rasuah tersebut masih kerap ditemui bahkan di level pejabat publik.
"Menurut kita menajemen untuk pemberantasan dan pencegahan korupsi harus dilakukan dengan benar caranya. OTT makin banyak menggambarkan masih banyak korupsinya, masih banyak korupsi menggambarkan masih kurangnya pencegahan korupsi, masih kurangnya pencegahan menggambarkan memang sistem pencegahan korupsi kita belum betul," kata Johnny.
Menurut Johnny, sistem pencegahan terhadap kepala daerah korupsi bisa dilajukan sejak tahap penseleksian dan pendaftaran Pilkada pada tingkat partai politik.
Pada tahapan tersebut, kata dia, satu cara melakukan pencegahan korupsi ialah meniadakan mahar politik untuk setiap calon kepala daerah yang ingin maju.
"Itu yang dari awal Nasdem sebutkan harus ada ha-hal yang fundamental gimana pencegahan korupsi ini jangan hanya jadi slogan yang indah didengar tapi gak konsisten dalam sikapnya. Kalau Nasdem langkah strategisnya tanpa mahar tapi bukan satu-satunya itu orang enggak korupsi," tutur Plate.
"Orang bisa saja korupsi kalau dia serakah, makanya seleksi calon harus dilakukan dengan betul. Setelah dilakukan dengan betul, ini calon untuk rakyat. Info harus disampaikan secara luas kepada rakyat agar mereka pilih orang yang betul," sambungnya.
Baca Juga: 10 Capim KPK Disetujui Jokowi, Golkar Minta Publik Telisik Rekam Jejak
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi baru saja melakukan sejumlah operasi senyap atau operasi tangkap tangan (OTT KPK) di tiga lokasi. Operasi itu bahkan hanya berselang beberapa jam saja dalam satu hari.
Pertama adalah OTT KPK di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan pada Selasa (3/9/2019) malam. Dalam penangkapan ini, KPK menciduk Bupati Muara Enim Ahmad Yani bersama beberapa pihak lain. Dalam kasus ini KPK telah menetapkan sang bupati bersama dua orang lainnya sebagai tersangka.
Dalam kasus di Muara Enim itu, diduga kuat sang bupati menerima suap terkait sejumlah proyek pekerjaan di lingkungan Dinas PUPR.
Berselang beberapa jam kemudian, KPK kembali mengumumkan telah melakukan operasi tangkap tangan di Jakarta. Kali ini terkait dugaan suap distribusi gula di PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III tahun 2019. Di kasus ini, komisi antirasuah juga menetapkan tiga orang tersangka.
Sebagai pemberi pemilik PT Fajar Mulia Transindo Pieko Nyotosetiadi (PNO). Sementara sebagai penerima, yakni Dirut PTPN III Dolly Pulungan (DPU) dan Direktur Pemasaran PTPN III I Kadek Kertha Laksana (IKL).
Kemudian KPK menangkap Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kalimantan Barat pada Selasa (3/9/2019) malam. Operasi senyap itu terkait dugaan suap sejumlah proyek di Kabupaten Bengkayang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN