Suara.com - Terungkap jejak digital akun yang mengatasnamakan diri sebagai Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait keikutsertaan anak-anak dalam Reuni 212.
Jejak digital itu dibagikan oleh akun Twitter @Aryprasetyo85 hingga menuai respons banyak orang.
Akun @Aryprasetyo85 mengunggah tangkapan layar cuitan jejaring Twitter @KPAI_Official beberapa waktu lalu. Di sana ditampilkan imbauan komisioner KPAI Jastra Putra terkait keterlibatan anak-anak dalam aksi 212.
Saat itu, akun yang bersangkutan mengingatkan kepada orangtua untuk tidak membawa anak-anak.
"Anak memiliki hak untuk beristirahat dan bermain dengan temanya. Mengimbau kepada Panitia dan Keluarga Reuni 212 untuk tidak membawa anak-anak dalam kegiatan tersebut," demikian bunyi imbauan.
Di lain pihak, pernyataan itu justru menjadi sorotan warganet. Sejumlah orang menilai hal itu kontras dengan keputusan KPAI akhir-akhir ini yang menuding adanya unsur eksploitasi anak dalam audisi bulu tangkis PB Djarum.
Mereka menyesalkan sikap KPAI kala itu yang hanya memberikan imbauan kepada orangtua hingga mereka tetap membawa anak-anak saat berorasi. Hal itu dianggap sebagai suatu bentuk ekploitasi anak.
"Paham kan kenapa @KPAI_official diem aja saat ada anak-anak yang teriak bunuh Ahok, anak-anak ikut reuni 212 cuma mengimbau, tapi gak teriak-teriak. Padahal jelas anak-anak dilibatkan! Tapi teriak-teriak eskploitasi anak saat @PBDJarum audisi bulu tangkis!," cuit @Aryprasetyo.
Cuitan itu seketika mendapat tanggapan dari warganet lainnya. Tak sedikit dari mereka yang melayangkan protes untuk KPAI dan membandingkannya dengan polemik audisi PB Djarum.
Baca Juga: Usulan Lawas Ahok Soal Bubarkan KPAI Diungkit, Warganet Beri Pujian
"Diimbaunya pun cuma di Twitter. Kalau Djarum pakai rapat dan memutuskan untuk menghentikan audisi dan diliput media-media. Makin nggak jelas @KPAI_official terus kalau Sampoerna Academy gimana. Setelah melihat track record KPAI Saranku: #bubarkanKPAI," cuit @teodorikgultom.
"KPAI keliahatan ada keperbihakan kepada salah satu ormas, padahal jelas-jelas anak-anak ikut demi dan teriak-teriakannya gak manusiawi," kata @Nasamil3.
Diketahui, banyak orang melayangkan protes kepada KPAI setelah PB Djarum mengumumkan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis berakhir pada 2019.
Sekelompok penggiat pemerhati anak menuding salah satu perusahaan rokok Tanah Air melakukan eksploitasi ribuan anak-anak Indonesia, lewat brand image di kaus peserta proses audisi beasiswa bulu tangkis.
Lalu pada Agustus, KPAI dan sejumlah kementerian serta LSM terkait menyelenggarakan rapat koordinasi mengenai dugaan ekploitasi terselubung pada anak hingga menghasilkan keputusan mendesak Djarum Foundation untuk menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil
-
5 Momen Dasco Jadi 'The Crisis Manager' di Tahun 2025
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi