Suara.com - Maria Catarina Sumarsih turut menyoroti dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oknum aparat kepolisian saat aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9) kemarin. Sumarsih merupakan ibunda Benardinus Realino Norma Irawan alias Wawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang menjadi korban pelanggaran HAM tragedi Semanggi I.
"Kami merasa 21 tahun reformasi namun kekerasan terus terjadi, hingga saat ini masih banyak teman-teman kita yang berupaya untuk memulihkan kesehatannya," kata Sumarsih di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (25/9/2019).
Semarsih menuturkan alasan dirinya selama ini menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu agar peristiwa kekerasan serupa tidak lagi terjadi. Kekinian, demontrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa yang menolak rancangan undang-undang (RUU) berujung kericuhan itu pun seakan mengingatkannya kembali dengan tragedi Semanggi II.
Ketika itu, tepat 20 tahun silam pada 24 September 1999, mahasiswa Universitas Indonesia, Yun Hap menjadi korban penembakan saat berunjuk rasa di sekitar kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta Pusat. Namun, penuntasan kasus pelangggaran HAM berat itu hingga saat ini tidak pernah terselesaikan.
Untuk itu, Sumarsih pun berharap agar pemerintah dapat memperbaiki moralnya.
"Apa yang kita sampaikan hari ini bermanfaat bagi para penguasa untuk memperbaiki moral, agar apa yang mereka kerjakan akan berpihak pada masyarkat bukan memperkuat kekuasaan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis