Suara.com - Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) dan kementerian terkait, berkolaborasi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rabies melalui edukasi dan sosialiasi yang intensif.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, pencegahan dan pengendalian rabies menjadi masalah bersama yang memerlukan pendekatan multisektoral untuk penanganannya.
Rabies merupakan salah satu zoonosis utama dan selalu menjadi masalah kesehatan, baik pada hewan maupun masyarakat.
“Berbagai program pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan rabies pun menjadi tanggung jawab bersama, khususnya instansi yang menangani aspek kesehatan,” ujar Ketut, saat Puncak Peringatan Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day/WRD), di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang dihadiri oleh lebih dari 500 orang peserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan kementerian terkait, Sabtu (28/9/2019).
Acara Hari Rabies Sedunia ini dilaksanakan oleh Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, bersama Pemerintah Provinsi NTB dan mitra dari Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan. Selain itu, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia dan didukung oleh Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Menurut Ketut, tema nasional yang diangkat pada tahun ini “Vaksinasi Tuntas, Rabies Bebas” yang merupakan turunan dari tema global, yakni “Vaccinate to Eliminate”. Tema ini mengandung pesan bahwa vaksinasi merupakan cara terbaik untuk bisa membebaskan Indonesia dari rabies, khususnya pada wilayah-wilayah yang masih endemis rabies.
Ketut menambahkan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kasus rabies pada hewan dan manusia di suatu daerah. Pertama, kesadaran masyarakat dalam memelihara hewan yang baik dan benar untuk vaksinasi rutin.
Kedua, pengetahuan masyarakat tentang bahaya rabies, ketiga kesadaran dan kemauan masyarakat untuk melaporkan kasus gigitan hewan penular rabies ke fasilitas kesehatan. Keempat, kesadaran masyarakat untuk segera untuk mendapat pengobatan sesuai SOP setelah digigit hewan penular rabies , dan kelima perpindahan penduduk dan lalu lintas penduduk dengan membawa hewan peliharaan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Untuk dapat mencegah, mengendalikan maupun memberantas rabies pada hewan, maka kebijakan dan strategi nasional dilaksanakan melalui pelaksanaan gerakan vaksinasi massal pada Hewan Penular Rabies (HPR) secara berkelanjutan, tindakan untuk mengendalikan populasi anjing, pengaturan atau pengawasan perdagangan dan lalu lintas anjing serta strategi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.
Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor Produk Olahan Kakao ke Amerika Serikat
“Sosialisasi dan edukasi diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang rabies dan pentingnya kemitraan dengan melibatkan komunitas, masyarakat sipil, pemerintah dan sektor non pemerintah serta mitra international,” tutur Ketut.
Senada dengan Ketut, Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengungkapkan, rabies masih bisa menjadi ancaman bagi keselamatan manusia, selama hewan penular yang ada masih terinfeksi oleh virus penyebab rabies.
Di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sekitar 98 persen kasus rabies pada manusia terkait dengan gigitan anjing, sehingga jika tidak ditangani dengan segera, virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat, yang menyebabkan penyakit pada otak dan mematikan pada manusia. Namun ia menegaskan, masalah rabies pada manusia dapat ditekan sampai nol, bila HPR dapat dicegah dan dikendalikan.
“Seperti halnya penanggulangan semua zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya), penanggulangan rabies sangat ditentukan oleh keberhasilan penerapan konsep one health, yaitu penanggulangan masalah zoonosis secara multi sektor,” ujarnya,
Anung menambahkan, fokus pemerintah perlu ditujukan pada vaksinasi anjing, khususnya anjing liar. Selain tentu saja, terus berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rabies.
Masyarakat perlu bertanggung jawab dengan anjing mereka untuk mencegah terjadinya gigitan pada manusia dan mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gigitan.
Berita Terkait
-
Kementan Lepas Ekspor Produk Olahan Kakao ke Amerika Serikat
-
Setelah Bertemu Menteri Pertanian, Ini Kesan Para Mahasiswa
-
Kementan Sosialisasikan Permentan 43/2019 tentang Peraturan Pestisida
-
Mentan Dialog Bersama 150 BEM Fakultas Pertanian se-Indonesia
-
Santap Siang, Mentan Bertemu Perwakilan BEM Pertanian se-Indonesia
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi