Suara.com - Terpidana Setya Novanto menjadi saksi untuk terdakwa Markus Nari dalam kasus e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Koruspi (Tipikor), Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2019).
Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada KPK mencecar Setnov ihwal siapa saja penerima uang suap proyek e-KTP.
Dalih tak mengetahui nama-nama anggota DPR yang ikut kecipratan suap, Setnov hanya menjawab yang mengetahui hal itu adalah keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo.
"Untuk itu bapak tahunya uang (anggota DPR) dari Irvanto saja ?" tanya Jaksa Anwar di persidangan.
Bekas Ketua DPR RI itu pun hanya menganggukan kepala dan mengamini pertanyaan Jaksa. Selanjutnya, Jaksa Anwar pun merasa heran kenapa sebagai mantan Ketua DPR tak mengetahui terkait penerimaan sejumlah uang tersebut.
"Ini kan perkara besar, biasanya tahu karena rekanan lain seperti saksi lain tahu kok. Kalau bapak pernah enggak atau dengar cerita, teman -teman (uang) e-KTP sudah dapat?" ujar Jaksa.
Menanggapi hal itu, Setnov mengaku baru mengetahui nama-nama anggota DPR yang mendapatkan uang suap itu saat masih menjalani sidang dengan berstatus sebagai terdakwa.
"Ya, tahunya setelah di sidang ya pak," tutup Setnov.
Untuk diketahui, JPU menyebut, Markus Nari, eks anggota DPR RI Fraksi Golkar telah menerima uang sebesar 1,4 juta USD yang diduga berasal dari korupsi proyek e-KTP.
Baca Juga: Jaksa KPK Minta Mahkamah Agung Tolak Permohonan PK Setya Novanto
Hal itu diungkap JPU KPK saat membacakan berkas dakwaan milik Markus Nari di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).
"Terhadap Terdakwa Markus Nari melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yaitu memperkaya terdakwa sebesar USD 1,4 juta," kata Jaksa KPK, Ahmad Burhanudin di sidang.
Berita Terkait
-
Kasus e-KTP, KPK Periksa Setnov Sebagai Saksi untuk Tersangka Paulus Tannos
-
Jaksa KPK Minta Mahkamah Agung Tolak Permohonan PK Setya Novanto
-
Kasus E-KTP, KPK Panggil Mantan Anggota DPR Miryam S Haryani
-
Kasus e-KTP, KPK Periksa Istri Setya Novanto
-
Usai Diperiksa KPK, Putra Setnov Tenteng Sekotak Nasi Padang
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra