Suara.com - Sebuah survei memuji kebijakan perluasan ganjil genap yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hanya saja, sebaliknya PDI Perjuangan DKI Jakarta menilai kebijakan ganjil genap Pemprov DKI Jakarta tidak baik jika diterapkan dalam jangka waktu lama.
Menurutnya, kebijakan gage membuat warga pemilik kendaraan roda empat tidak memiliki pilihan lain. Yang seharusnya dilakukan adalah kebijakan mengintegrasikan moda transportasi.
"Soal ganjil genap itu hanya kebijakan sementara, jangan itu dijadikan kebijakan permanen," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono saat dihubungi, Senin (7/10/2019).
"Sebab kalau kita permanenkan ganjil genap ini kan kita memberangus kemerdekaan warga Jakarta tanpa memberikan pilihan. Kan begitu," tambah Gembong.
"Yang akan membanggakan bagi warga Jakarta kalau Pak Anies sudah bisa melakukan pengintegrasian seluruh transportasi, itu baru membanggakan. Warga Jakarta akan acungi 15 jempol kepada Pak Anies kalau sudah mengintegrasikan seluruh moda transportasi," paparnya.
Sebelumnya, sebesar 65,8 persen responden dalam jajak pendapat Litbang Kompas mendukung perluasan aturan ganjil genap. Dukungan juga diberikan oleh hampir 37 persen warga yang terkena imbas langsung kebijakan itu.
Sebanyak 57,9 persen responden mengakui perluasan ganjil genap efektif untuk menekan kemacetan. Ini senada dengan hasil evaluasi Pemprov DKI selama masa uji coba dan pelaksanaan perluasan ganjil genap.
Di mana, terdapat kesimpulan bahwa volume kendaraan turun 25,24 persen dan rata-rata kecepatan laju kendaraan juga meningkat dari 25,65 kilometer per jam menjadi 28,16 kilometer per jam. Sedangkan waktu tempuh perjalanan rata-rata dari 16,92 menit menjadi 14,91 menit.
Terkait tujuan mendorong perpindahan masyarakat menggunakan transportasi umum tampaknya terwujud. Sekitar 42 persen responden memilih beralih naik angkutan umum sebagai strategi menghadapi aturan ganjil genap.
Baca Juga: Kebal Ganjil Genap, Mobil Tesla Deddy Corbuzier Pertama di Indonesia?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Rapor 1 Tahun Prabowo Versi LSI: Ekonomi Jeblok, 5 Sektor Lain Lolos, Hubungan Internasional Juara
-
Soal Polemik Sumber Air Aqua dari Sumur Bor, DPR Buka Peluang Panggil Petinggi Danone
-
Prabowo Kagum ke Presiden Brasil: Beliau Tiga Periode, Kalau Kita Nggak Boleh!
-
Air Doa jadi Modus, ABG di Bandung Dicabuli Dukun Dalih Ritual Sembuhkan Penyakit
-
Diungkap Polri, Ratusan Anak Edarkan Narkoba jadi Alarm Keras: Narkoba Sudah Acak-acak Generasi Muda
-
PSI Temukan Anggaran Janggal di RAPBD DKI 2026: Lampu Operasi Rp 1,4 Miliar, Laptop Rp 43 Juta
-
Menjawab Sidak Dedi Mulyadi, 4 Bukti Kuat Sumber Air Aqua Berasal dari Pegunungan Terlindungi
-
Geger Pesta Seks Gay di Surabaya Bikin Kaget, Profesi Pesertanya Ada ASN, Guru hingga Petani?
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Guntur Romli PDIP Sebut Mahasiswa '98 Bisa Dicap Penjahat
-
FKBI Desak Gubernur Dedi Mulyadi Lakukan Tindakan Tegas Usai Kaget Sumber Air Aqua dari Sumur