Suara.com - Biro Investigasi Federal (FBI) tengah menangani kasus yang menjerat Samuel Little (79), pria yang membunuh 93 orang wanita selama bertahun-tahun.
FBI meminta bantuan publik untuk membantu mengindentifikasi korban yang kematiannya belum terungkap.
Samuel Little dikenal sebagai pembunuh berantai paling produktif di Amerika Serikat. Ia menghabisi nyawa puluhan wanita dalam kurun waktu 1970-2005.
Kakek-kakek itu mengincar wanita yang berasal dari kelompok terpinggirkan, seperti mereka yang terlibat pelacuran dan kencanduan narkoba.
Anehnya setelah bertahun-tahun menghabisi nyawa, ia berpikir tidak akan diringkus kepolisian.
"Selama bertahun-tahun, Samuel Little percaya tidak akan ditangkap karena dia berpikir tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas banyak korban," kata Analis Kejahatan ViCap Christie Palazzolo, seperti dikutip dari laman CNN, Selasa (8/10/2019)
Kekinian, FBI tengah mengupayakan keadilan untuk para korban meski Samuel telah dipenjara.
Analisis kejahatan FBI percaya, 93 korban yang disebutkan tersangka adalah kredibel. Tetapi sejauh ini, baru 50 korban yang terindentifikasi.
Baru-baru ini, mereka merilis lima kasus pembunuhan yang dilakukan Samuel di situs web agensi dengan harapan seorang bisa mengungkap detail kejadian untuk melanjutkan penyelidikan.
Baca Juga: Pengamat Politik Asing: Ancaman Pembunuhan ke Veronica Koman Masalah Serius
Dalam setiap kasus juga disertai video Samuel Little yang menjelaskan kejadian dan foto korban hasil gambar tersangka.
Strategi ini telah digunakan sebelumya oleh FBI dengan merilis 16 gambar korban pada Februari. Atas kejahatannya, Samuel Little dikenai hukuman penjara seumur hidup di California.
Untuk diketahui, sebelum FBI menciduknya sebagai tersangka atas kasus pembunuhan berantai, pria itu telah dipenjara karena menganiaya tiga orang wanita.
Kemudian, pada 2018, agen FBI melihat namanya muncul dalam kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan di penjuru negeri seperti di Odessa, Texas. Samuel lantas diwawancarai Texas Ranger James Holland dan dua analis kejahatan FBI.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya
-
Terungkap! 5 Fakta Baru Kasus Narkoba Onad: Pemasok Dibekuk, Statusnya Jadi Korban
-
Budi Arie Bantah Isu Projo Jauh dari Jokowi: Jangan di-Framing!