Suara.com - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Mathla'ul Anwar (MA) menolak anggapan kalau Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten yang merupakan lokasi penusukan Wiranto disebut sebagai sarang JAD.
"Menes itu bukan markas JAD. Kalau NII (Negara Islam Indonesia) memang sudah lama, tapi tidak ada lagi sekarang," kata Ketua Umum (Ketum) PB MA, Sadeli Karim, ditempat yang sama, Minggu (13/10/2019).
Sebelum Wiranto datang untuk meresmikan gedung perkuliahan baru MA, mantan Panglima TNI itu pernah batal tiga kali datang ke Menes, Kabupaten Pandeglang.
Hingga akhirnya menyempatkan diri datang ke Banten Selatan itu dan terjadilah tragedi penusukan oleh anggota dari JAD.
"Pak Wiranto sudah di jadwalkan lama dan sempat batal tiga kali. Kami memang mengundang masyarakat luas, pelaku itu mendengar bisa saja itu kan," terangnya.
PB MA menolak jika peristiwa penusukan terhadap Wiranto dikait-kaitkan dengan isu bahwa di Kecamatan Menes merupakan sarang terorisme.
Lantaran, usai Menkopolhukam di tusuk oleh Abu Rara dan istrinya di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu, beredar isu wilayah Selatan itu menjadi sarang terorisme.
"Wiranto sudah puluhan tahun aktif di MA, beliau juga dewan penasehat MA. Pelakunya juga bukan warga MA. Jadi jangan dikait-kaitkan dengan kami. Jika ada yang terpapar radikalisme, butuh juga penelitian. Jangan yang satu dua bulan bergabung (dengan MA), lalu di anggap bagian dari kami," kata Sekretaris PB MA, Oke Setiadi, Minggu (13/10/2019).
Pihaknya mengklaim dalam mars MA berisikan pengabdian terhadap Pancasila dan Negara. Kemudian dasar agamanya Islam beraliran Aswaja.
"Yang paling penting kami dari MA yang berdasarkan Aswaja. MA tidak hanya identik di Banten, ada hampir di seluruh Indonesia, kita juga punya perwakilan di luar negeri," jelasnya.
Baca Juga: Bapak Anak Teroris yang Mau Beraksi di Bali Masuk Jaringan Abu Rara
Kontributor : Yandhi Deslatama
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional