Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai penambahan jumlah partai koalisi harus diputuskan bersama partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang mengusung Jokowi - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Tetapi Hasto mengakui kalau penunjukkan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Hasto menilai secara etik memang semestinya keputusan penambahan jumlah partai koalisi harus berdasar keputusan bersama KIK sebagai partai pengusung Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Kabinet hak prerogatif presiden. Tapi, terkait koalisi pascapilpres misalnya penambahan parpol harus diputuskan bersama-sama (partai koalisi). Fatsoennya seperti itu," kata Hasto kepada wartawan, Jumat, (18/10/2019).
Dalam demokrasi yang sehat kata Hasto, koalisi sebelum dan sesudah Pilpres semestinya tetap sama. Kecuali, kata dia, ada pertimbangan yang strategis yang mengharuskan bertambahnya partai koalisi ke pemerintahan.
"Misalnya perlu konsolidasi kekuatan nasional menghadapi tantangan eksternal dan internal," ujarnya.
Menurut Hasto demokrasi membutuhkan checks and balances. Partai politik di dalam atau di luar pemerintahan kata dia, sama-sama memiliki tugas patriotik.
Terkait isu akan ada parpol di luar koalisi gabung, Hasto menyebut hal itu masih dalam pembahasan. Meski demikina, belum ada keputusan hingga saat ini.
"Dialog sedang berjalan. Karena sedang berjalan belum ada keputusan," tandasnya.
Baca Juga: Media Asing Sebut 7 Orang Ini Bakal Jadi Menteri Jokowi, Ada Nama Prabowo
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil