Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto untuk memprioritaskan produk dalam negeri. Khususnya kata Jokowi dalam hal pengadaan barang dan jasa yang masuk e-katalog LKPP.
Jokowi mengatakan kekinian masih banyak barang-barang impor yang masuk dalam e-katalog.
"Saya minta Kepala LKPP memprioritaskan produk komponen lokal, sangat tinggi agar didahulukan. Persulit barang impar impor, senangnya impor-impor kita," ujar Jokowi di Rakornas Pengadaan 2019, JCC, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
"Ini duit APBN, APBD, harga murah bukan patokan utama, kalau murah tapi impor saya lebih senang barang lokal walau harga sedikit lebih mahal. Fasilitasi barang-barang yang produk dalam negeri betul-betul secepatnya bisa masuk e-catalog, usaha kecil menengah segera masuk e-catalog," Jokowi menambahkan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut barang-barang yang tidak masuk standar bisa saja masuk dalam e-calatog. Ia pun mencontohkan produk pengki atau produk lokal lainnya yang bisa masuk e-catalog.
"Bisa kok yang enggak standar masuk e-catalog, kayak cikrak (pengki) bagus, jangan hanya cikrak. Barang lain yang dibutuhkan masukan. Kadang-kadang standar ini di itu dulu lah. Semua ada proses nggak mungkin kualitasnya semuanya pada level yang tinggi," ucap dia.
Untuk itu, Kepala Negara meminta pihak terkait tidak mempersulit produk dalam negeri untuk masuk ke dalam e-catalog LKPP.
"Aturan e-catalog LKPP jangan persulit produk dalam negeri sehingga produk kita menjadi tuan rumah di negara kita sendiri. Kalau ada aturannya ubah aturannya, aturan yang buat kita kok. permudah aturannya, gampangkan aturannya," ucap dia.
Jokowi kemudian mendorong diberikannya insentif khusus bagi pelaku UKM yang masuk e-katalog LKPP. Selain itu Jokowi tidak ingin ada pemasok lokal tapi barangnya diimpor dari luar negeri.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Jeblok, Presiden Jokowi : Alhamdulillah
"Bahkan kita harus berikan insentif khusus yang barang-barangnya masuk ke e-catalog biar ramai-ramai masuk e-catalog. Jangan sampai, hati-hati barangnya seperti pemasoknya lokal tapi impor hanya dicap saja, ada barangnya, kita kejar semua, detil, enak banget itu. Ngecap saja, untungnya enak banget tapi barang kita nggak bisa masuk ke ecatalog, kalah bersaing," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?