Suara.com - Sejumlah kota di Bolivia mengalami kelangkaan bahan bakar dan bahan makanan. Hal ini terjadi karena pendukung Evo Morales, Presiden Bolivia yang dikudeta oleh plot militer serta politikus sayap kanan, memutuskan jalur transportasi.
Sejak Evo Morales dipaksa mengundurkan diri sebagai Presiden Bolivia pada Minggu (10/11/2019), pendukungnya melakukan protes besar-besaran.
Militer, polisi, dan paramiliter sayap kanan melakukan represi terhadap warga miskin pendukung Morales, yang kekinian menyebabkan 23 demonstran tewas serta kelangkaan makanan.
Disadur dari The New York Times, pemerintah sementara Bolivia mengatakan pada hari Senin (18/11/2019) bahwa upayanya untuk memasok barang kebutuhan pokok ke La Paz menghadapi hambatan karena para demonstran memutuskan beberapa rute transportasi.
Para pendukung Morales di Sacaba melemparkan batu ke arah polisi. Petugas membalas dengan gas air mata yang mencoba membubarkan para pengunjuk rasa.
Marah atas penembakan di Sacaba, para pendukung Morales menuntut pengunduran diri Jeanine ezñez, yang mendaulat dirinya sendiri sebagai Presiden sementara Bolivia.
Krisis di Bolivia terjadi karena sengketa atas hasil pemilihan umum yang kemudian menimbulkan kerusuhan nasional. Setelah mundur, Evo Morales berada di pengasingannya, Meksiko.
Pemerintah yang baru di bawah Jeanine Áñez telah berusah untuk membuka dialog dengan oposisi. Bahkan upaya negosiasi ini juga melihatkan utusan PBB, Jean Arnault.
Para pemimpin gereja Bolivia meminta partisipasi dari partai milik Morales, Gerakan Rakyat untuk Sosialisme (MAS), dan mengatakan bakal merencanakan pemilihan ulang.
Baca Juga: Satroni Istana, Petani Kendeng Tagih Jokowi soal KLHS
Sementara itu mantan Presiden Bolivia Carlos Mesa, yang dikalahkan Morales dalam pemilihan yang disengketakan pada 20 Oktober, juga mengatakan akan berpartisipasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Siapa Dony Oskaria? Jejak Bankir Andal Pilihan Prabowo yang Kini Jadi Kepala BP BUMN
-
Uji Materi UU PDP di MK, Koalisi Sipil Minta Jurnalisme Tak Dianggap Perbuatan Melawan Hukum
-
Cederai Demokrasi! Guru Besar UI Kecam Keras Penangkapan Aktivis dan Penyitaan Buku Saat Aksi Demo
-
Roy Suryo Cs Bedah Buku Keliling 100 Kota, Sebut Ijazah Jokowi 99,99% Palsu dan Analogi Petruk
-
Diaspora Belanda Heran Lihat Aksi Relawan Jokowi Ancam Demo Pakai BH-CD: Negeri Ini Sedang Sakit
-
Dari KPK ke Istana: Profil Akhmad Wiyagus, Jenderal Integritas Kini Jadi Wamendagri
-
Profil Akhmad Wiyagus: Polisi Peraih Hoegeng Awards Dilantik Jadi Wakil Menteri Dalam Negeri
-
Pramono Tolak Atlet Israel Bertanding di Jakarta: Tak Ada Manfaatnya, Minta Visanya Tak Dikeluarkan
-
Makin Terpojok? Imigrasi Ungkap Nasib Buronan Riza Chalid di Luar Negeri usai Paspor Dicabut!
-
Mahfud MD Tantang Menkeu Purbaya Usut Kasus Dugaan Pencucian Uang Rp189 Triliun dalam Impor Emas