Suara.com - Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Abshar Abdilla menyoroti wacana presiden dipilih oleh MPR. Ulil membandingkan dengan sistem tersebut pada era orde baru.
Melalui akun Twitter miliknya @ulil, ia mengakui bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) memang menelan biaya yang sangat tinggi dibandingkan dengan Pilpres lewat MPR. Namun, ia meminta untuk tidak melihat dari kacamata biaya Pilpres.
"Kalau dilihat biayanya, pilpres langsung memang mahal dibanding pilpres lewat MPR. Tapi jangan lihat biaya pemilu-nya," cuit Ulil seperti dikutip Suara.com, Sabtu (30/11/2019).
Sebelumnya, NU mengumumkan mendukung pemilihan presiden oleh MPR dengan alasan NU untuk menekan biaya Pilpres yang dikeluarkan. Atas sikap tersebut Ulil mengaku kecewa dan sedih.
Selain biaya Pilpres, ada pula biaya politik yang harus dipikirkan secara matang. Proses pemilihan presiden sama seperti sistem yang diterapkan pada zaman orde baru.
Meski biaya Pilpres lebih murah, namun ada dampak lain yang ditimbulkan, yakni menggunungnyaa korupsi yang sangat merugikan negara.
"Harus dilihat jg biaya politik yg harus dibayar setelah presiden terpilih lewat MPR seperti zaman Orba," ungkapnya.
"Berapa besar korupsi di era Orba dulu itu?" lanjutnya.
Baca Juga: 10 Ribu Orang Bakal Ikut Reuni 212, Kapolda: Tak Ada Pengamanan Spesial
Berita Terkait
-
LIPI: Usulan Presiden Dipilih MPR Perlu Disertai Naskah Akademik
-
KPU Ogah Gubris Usul PBNU Presiden Dipilih MPR: Itu Wewenang Pembuat UU
-
NU Mau Presiden Dipilih MPR, Ferdinand PD: Aneh Sekarang Kemunduran
-
Demokrat Tolak Presiden Dipilih MPR: Masak Cuma Ditentukan Ketum Partai
-
PBNU Usul Presiden Dipilih MPR, Intelektual NU: Saya Sedih Sekali
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?