Suara.com - Dalam kunjungan kerjanya ke Malaysia, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah menemui para pekerja migran Indonesia (PMI), di Sony Company. Pada kesempatan itu, Ida mengajak dialog karyawan dari Indonesia di perusahaan tersebut.
Ida mengapresiasi PMI sebagai penyumbang devisa negara. Untuk itu, menurut mantan anggota DPR RI ini, negara wajib memberikan perlindungan terhadap PMI.
"Saat ini, kita sudah punya Undang-Undang yang lebih baik untuk memastikan perlindungan terhadap PMI, yaitu Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia" kata Ida, dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker, di Jakarta pada Kamis (12/12/2019).
Ida juga menyampaikan beberapa program dari pemerintah terkait pemberdayaan untuk purna-PMI, seperti program Desa Migran Produktif (Desmigratif), pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mantan PMI, dan lain-lain.
"Tentu ibu-ibu dan mbak-mbak semua akan pulang kampung dan menjadi wirausaha," harap Menaker perempuan pertama di era reformasi ini.
Para pekerja, yang semuanya peremuan tersebut menyambut baik kunjungan ini. Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan berbagai keluhan dan masukan kepada pemerintah RI.
Salah satu PMI asal Malang minta pemerintah untuk menghapus sistem kerja kontrak. Di kesempatan yang sama, PMI asal Lombok minta kepada pemerintah untuk mempermudah permodalan usaha bagi purna-PMI.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 200 PMI itu, Ida berpesan kepada PMI di Malaysia untuk membentengi diri dari pengaruh ideologi dan pemikiran yang membahayakan kehidupan bangsa.
"Jangan ikut ideologi dan pemikiran keagamaan yang radikal, karena bertentangan dengan Pancasila," tegas Ida.
Baca Juga: Kemnaker Bakal Perbanyak Job Fair bagi Alumni Magang Jepang
Ia minta para PMI menjadi duta bela negara untuk menebarkan nasionalisme dan semangat cinta Tanah Air. Di samping itu, Ida juga meminta para PMI berperan menjadi duta wisata untuk mempromosilkan potensi pariwisata Indonesia.
Berita Terkait
-
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia harus Bangun Kualitas Unggul
-
Yuli Riswati: Ingin Bantu Sesama Pekerja, Malah Ditahan bak Pelaku Kriminal
-
Tingkatkan Perlindungan PMI, BNP2TKI Kunjungi Pekerja di Hong Kong
-
BNP2TKI Dorong Pekerja Asal NTB Bekerja di Korea dan Jepang
-
Jurnalis Indonesia Ditahan dan Dideportasi karena Meliput Aksi Hong Kong
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar