Suara.com - Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Teguh Hendro Cahyono menyatakan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sebaiknya bisa memilih dan mencoba untuk bekerja di Korea Selatan dan Jepang.
"Saat ini, PMI asal NTB umumya memilih bekerja di negara Timur Tengah dan Malaysia. Mereka masih berada pada zona nyaman, bekerja di negara tersebut," katanya, saat audiensi dengan Kadisnaker Provinsi NTB di Mataram, Kamis (5/12/2019).
Teguh menyatakan, peluang bekerja di Korea Selatan dan Jepang dalam program Government to Government (G to G) terbuka lebar. Calon PMI asal NTB harus bisa memanfaatkan peluang yang bagus ini.
Untuk bekerja ke Korea atau Jepang, sebaiknya calon PMI NTB harus bisa meningkatkan kompetensinya, dengan mengikuti pelatihan bahasa dan keterampilan lainnya.
"Jika masyarakat NTB mengetahui peluang di Korea atau Jepang, saya yakin banyak yang berminat. Apalagi gaji bekerja di sana relatif lebih tinggi, jika dibandingkan dengan bekerja di Timur Tengah dan Malaysia," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, gaji PMI yang bekerja di Korea bisa mencapai sekitar Rp 21 juta per bulan. Mereka kebanyakan bekerja pada sektor manufaktur atau perikanan.
Di Jepang, PMI bisa bekerja sebagai perawat di rumah sakit, dengan mendapatkan gaji sekitar Rp 17 juta per bulan.
"Peluang seperti ini hendaknya dijadikan pertimbangan untuk masyarakat NTB. Calon PMI bisa menyiapkan kemampuan bahasa Korea dan Jepang, sehingga ketika ada tes, bisa lulus," sarannya.
Baca Juga: BNP2TKI Selenggarakan Kegiatan Penguatan Fungsi Kehumasan
Berita Terkait
-
Jurnalis Indonesia Ditahan dan Dideportasi karena Meliput Aksi Hong Kong
-
BNP2TKI Selenggarakan Kegiatan Penguatan Fungsi Kehumasan
-
Warga Lombok Timur Antusias Hadiri Maulid Nabi di Ponpes Ar-Robbani
-
KPK Pantau Kontrak Kerja Sama Pemprov NTB dengan PT Gili Trawangan Indah
-
Pos Layanan Informasi dan Pengaduan PMI Kini Hadir di Hualien
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun