Suara.com - Seorang bocah berusia delapan tahun di Rusia terpaksa naik ke meja operasi untuk mengobati lututnya yang terluka parah.
Luka tersebut didapatkan anak malang itu setelah mendapat hukuman dari ayah tiri. Dia dihukum berlutut 9 jam sambil ditendang, karena terlambat pulang ke rumah.
Operasi diperlukan karena lutut bocah ini cidera serius setelah 9 jam berlutut di atas biji-biji soba (buckwheat).
Disadur dari Dailymail, Kamis (19/12/2019), Sergey Kazakov (35 tahun), ayah tiri tega menghukum bocah lelaki hanya karena terlambat pulang dari sekolah.
Bocah itu dipaksa berlutut di atas biji-biji soba yang terasa seperti amplas kasar. Ini menyebabkan lutut si bocah berdarah dan harus dioperasi untuk mengangkat biji yang menempel.
Biji itu harus diangkat dengan pembedahan di sebuah rumah sakit di Omsk, Rusia.
Kazakov yang bekerja sebagai seorang pemrograman komputer juga mengakui menendang bocah itu, dan menarik rambutnya saat dia berlutut.
Sementara Alina Yumasheva, ibu korban mengakui telah menyetujui hukuman itu. Keduanya bahkan membiarkan anak laki-laki itu kelaparan hingga empat hari.
Kazakov mengatakan kepada polisi bahwa dia hanya menghukum anak itu satu kali. Tetapi penyelidik mengungkapkan, Kazakov telah melakukan beberapa kali hukuman berdasarkan bukti rekaman video di ponsel.
Baca Juga: Ibu Kota Akan Pindah, DPRD Bakal Ajukan Jakarta Jadi Pusat Perdagangan
Penganiayaan ini terungkap ke pihak berwajib setelah, si bocah meninggalkan rumah dan minta tolong kepada tetangganya.
Mereka kemudian memanggil dokter karena lutut anak itu berdarah dengan luka serius.
Saat ini, Kazakov dan Yumasheva sekarang menghadapi persidangan di Omsk. Keduanya diseldiki atas tuduhan penyiksaan, menyebabkan kerusakan pada kesehatan anak, dan kegagalan mendidik anak dengan baik.
Status mereka saat ini adalah tahanan rumah sampai menunggu investigasi selanjutnya.
Guru kelas anak itu, Olga Pidzhakova mengatakan bahwa dia adalah siswa yang cerdas secara akademis. Tetapi Olga meyakini anak itu takut untuk mengadu.
"Dia anak yang baik dan positif. Ibunya selalu menghadiri pertemuan orangtua, datang jika aku menelepon. Anak itu selalu bersih, dan berpakaian rapi," kata Olga.
Berita Terkait
-
Warga Negara Rusia Selundupkan Orangutan Sumatera dari Bali Pakai Koper
-
Anna Pletnyova, Penyanyi Cantik yang akan Punya Kembaran Berupa Robot Seks
-
Resmi Dibuka Tahun Depan, Ini Jembatan Pertama Penghubung China dan Rusia
-
Komisi I Terima Duta Besar Rusia dan Norwegia untuk Indonesia
-
Rewel Dititip di Indekos, Juniawan Cekik dan Injak-injak Balita Sang Pacar
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa