Suara.com - Politisi Partai Demokrat Andi Arief meminta Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan bukti bahwa politisi PDIP Harun Masiku yang jadi tersangka kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan telah kabur ke Singapura. Ia mendapatkan informasi bahwa Harun berada di Indonesia.
Setelah penangkapan Wahyu Setiawan pada Rabu (8/1/2020), Harun Masiku hilang dari peredaran. Ia dikabarkan telah kabur ke Singapura sejak 6 Januari 2020.
Melalui akun Twitter milik @andiarief_, Andi mendapatkan informasi bahwa pada 6 Januari Harun masih berada di Indonesia. Ia sedang asik meminum kopi di suatu tempat yang tak disebutkan oleh Andi.
"Banyak yang melihat tanggal tersebut dia masih berada di Jakarta, ngopi-ngopi," kata Andi seperti dikutip Suara.com, Rabu (15/1/2020).
Andi mendesak agar KPK dan Imigrasi segera menunjukkan bukti kepergian Harun Masiku pada tanggal itu. Hal ini untuk mengembalikan rasa kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah.
"Kita meminta KPK dan Imigrasi mengupload ke rakyat bukti tanggal 6 Januari tersangka Harun Masiku sudah berada di Singapura," ungkapnya.
Untuk diketahui, Wahyu Setiawan terjaring dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (8/1/2020). Wahyu Setiawan terbukti melakukan suap penggantian anggota DPR Pengganti Antarwaktu (PAW) 2019-2024.
Tak hanya Wahyu Setiawan saja yang terjaring dalam OTT KPK dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Eks anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina (ATF) yang merupakan orang kepercayaan Wahyu turut diciduk.
Selain Wahyu dan Agustiani, anggota DPR RI dari PDIP, Harun Masiku dan Saeful Bahri staf sekjen PDIP juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu. Keduanya berperan sebagai pemberi suap.
Baca Juga: Ketentuan Bea Masuk Baru, Strategi Pemerintah Lindungi Industri Lokal
Tag
Berita Terkait
-
Harun Masiku Tersangka Suap Pakai Baju Demokrat, Jansen Protes
-
KPK Sita Dokumen Penting Milik Harun Caleg PDIP di Thamrin Residence
-
Ogah Bantu Cari Buronan Harun Masiku, PDIP: Sudah Kewenangan KPK
-
Tumpak: Dewas Hanya Terlibat soal Izin Geledah, Soal Lain di Pimpinan KPK
-
Cari Buronan Harun Masiku Caleg PDIP, Polri Tunggu KPK Minta Bantuan
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar