Suara.com - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan bahwa di tahun 2019, suhu bumi rata-rata mencapai rekor suhu tertinggi kedua dalam sejarah, dengan suhu panas tertinggi adalah di tahun 2016.
WMO lembaga yang berbasis di Jenewa (Swiss) tersebut mengunpulkan data dari berbagai pengukuran di dunia. Di antaranya dari data yang dikumpulkan Badan Angkasa Luar AS NASA dan Data dari Kantor Cuaca Inggris.
Menurut WMO, kita semua yang hidup di dunia ini untuk bersiap-siap menghadapi suhu udara yang lebih panas yang mengakibatkan bencana seperti kebakaran semak yang terjadi di Australia.
Data yang disimpulkan WMO menunjukkan bahwa suhu global di tahun 2019 adalah 1.1 derajat Celcius di atas angka sebelum industri revolusi, angka yang dianggap sebagai angka yang aman.
"Kita akan menghadapi suhu yang lebih ekstrim di sepanjang tahun 2020 dan juga selama beberapa dekade mendatang hal yang disebabkan oleh gas rumah kaca yang ada di atmosfir." kata Sekjen WMO Petteri Taalas sebagaimana dilansir ABC.
"Australia sudah mengalami tahun paling panas dan paling kering dalam sejarah di tahun 2019, membuat terjadinya kebakaran semak yang sudah memakan korban begitu banyak orang, properti, satwan liar, ekosistem dan lingkungan."
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim telah menyebabkan cuaca sangat buruk seperti gelombang panas di Eropa di tahun 2019 dan juga badai topan yang menewaskan sedikitnya 50 orang yang menghantam Kepulauan Bahamas di Karibia bulan September.
Dalam kesepakatan yang dicapai di Paris tahun 2015, dunia menyetujui untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sehingga pemanasan global tidak melebihi 1.5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
Di atas angka tersebut, pemanasan global akan menyebabkan terumbu karang di dunia musnah dan juga melelehnya lapisan es di Kutub Utara.
Baca Juga: Pekerja Indonesia Kehilangan Pekerjaan Akibat Kebakaran di Australia
Namun WMO sebelumnya mengatakan bahwa bila dunia tidak melakukan apapun maka suhu dunia bisa naik antara 3 sampai 5 derajat Celciius.
Amerika Serikat negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia dan juga produsen minyak dan gas besar menarik diri dari Perjanjian Paris tahun lalu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meragukan pendapat para ilmuwan mengenai pemanasan global.
Namun dalam pertemuan dengan wartawan hari Rabu lewat video, para ilmuwan Amerika Serikat mengatakan bahwa data yang ada sekarang menunjukkan adanya pemanasan global.
Suhu terpanas tercatat dalam sejarah sebelumnya adalah di tahun 2016, ketika terjadinya fenomena cuaca yang dikenal dengan nama El Nino, yang membuat suhu permukaan laut naik 1.2 derajat Celcius di atas rara-rata tingkat pra industri.
"Di masa depan, kemungkinan yang terjadi adalah El Nino yang lebih panas dibandingkan sebelumya." kata ilmuwan WMO Omar Baddour.
Berita Terkait
-
Pekerja Indonesia Kehilangan Pekerjaan Akibat Kebakaran di Australia
-
Ilmuwan Iklim Ingatkan Kebakaran di Australia Bisa Menjadi Musibah Tahunan
-
Buat Terharu, Kelompok Hijabers Ini Masak untuk Petugas Kebakaran Australia
-
Kurangi Konsumsi Daging Bisa Bantu Selamatkan Bumi? Ini Kata Ilmuwan
-
Rumah Hangus Terbakar, Korban Kebakaran Australia Menang Lotere Rp 9 Miliar
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Di Hari Sumpah Pemuda, Puan Ajak Generasi Muda Kawal Demokrasi dengan Etika dan Akal Sehat
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka
-
Suka Mabuk Sambil Acungkan Golok ke Warga, Pria di Pulogadung Tewas Terlindas Truk
-
Sandra Dewi Mendadak Menyerah, Gugatan Penyitaan Aset Korupsi Harvey Moeis Dicabut!
-
Dukung KPK Selidiki Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, DPR: Pelakunya Harus Diseret ke Jalur Hukum
-
Trump Tingkatkan Tekanan Militer: AS Kirim Kapal Perang, Venezuela Tuduh CIA Terlibat!
-
Jokowi Jawab Utang Whoosh di Tengah Isu Korupsi: Ini Bukan Cari Laba
-
Dugaan Mark Up Whoosh Naik Sidik: KPK Bicara Peluang Periksa Luhut, Ini yang Bakal Digali
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 28 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat di Indonesia
-
Viral Diusir Gegara Parkir di Jalur Disabilitas, Polisi Patwal Kena Semprot: Bapak Bisa Jalan Kan?